Beras
Ekbis

Pemerintah Siapkan Distribusi Udara, 50 Ton Beras Disuplai ke Sibolga

Channel9.id, MEDAN – Rapat koordinasi penyaluran bantuan beras di Sumatera Utara pada Selasa (2/12/2025) menjadi momentum penting bagi penguatan suplai pangan di wilayah terdampak bencana. Para relawan yang bekerja di 17 kabupaten/kota menilai keputusan pemerintah mengalokasikan 50 ton beras melalui kerja sama Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Perum Bulog, dan Pemerintah Provinsi Sumut sebagai langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan operasional dapur umum.

Situasi di lapangan masih menghadirkan tantangan besar. Berdasarkan data BPBD Sumut, lebih dari 1,66 juta warga terdampak, dengan 135.264 jiwa mengungsi dan sebagian wilayah terisolasi akibat banjir bandang serta longsor yang memutus akses distribusi. Kondisi tersebut membuat dapur umum sangat bergantung pada ketersediaan beras sebagai komponen utama penyediaan makanan bagi pengungsi.

Relawan Pramuka, Dicky, menyampaikan bahwa akses darat menuju Sibolga hingga kini belum pulih. “Kami berharap penyaluran beras Bapanas dapat tiba tepat waktu di Sibolga. Akses masuk ke kota masih terputus,” ujarnya. Harapan ini mencerminkan kebutuhan mendesak terhadap kepastian logistik di wilayah terisolasi.

Relawan juga menilai penggunaan data terperinci BPBD—meliputi jumlah terdampak, pengungsi, korban meninggal dan hilang, hingga kondisi per kabupaten/kota—dapat memperbaiki akurasi penyaluran dan memastikan alokasi sesuai kebutuhan riil lapangan.

Dari sisi operasional, beras menjadi faktor kunci keberlanjutan dapur umum. “Jika pasokan tersendat, antrean makan langsung memanjang dan potensi kerawanan sosial meningkat,” kata Kepala Bidang RR BPBD Sumut, Zul. Komitmen Bapanas untuk memaksimalkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta mempercepat distribusi melalui Bulog dan pemerintah daerah dinilai dapat memperkuat stabilitas pangan selama masa tanggap darurat.

Deputi Bapanas, Ketut Astawa, menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan opsi distribusi udara untuk wilayah pantai barat yang aksesnya terputus. “Untuk Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, kami bersiap melakukan penyaluran via udara bersama TNI AU. Akses darat dari Medan maupun dari Bandara Ferdinand Lumbantobing masih terbatas,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut juga berdampak pada rantai pasok pangan menuju Pulau Nias. “Situasi Sibolga berimplikasi pada wilayah sekitar, termasuk Nias. Intervensi cepat diperlukan agar stabilitas pangan tetap terjaga,” ujarnya.

Bapanas memastikan pengiriman beras akan dilakukan secara bertahap dengan memprioritaskan kantong-kantong pengungsian berisiko tinggi, sejalan dengan perbaikan akses dan cuaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  3  =  10