Hot Topic

Menhut Klaim Angka Deforestasi Turun, Termasuk di 3 Provinsi Terdampak Banjir

Channel9.id – Jakarta. Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyebut angka deforestasi di tiga provinsi terdampak banjir dan longsor di Sumatera mengalami penurunan dibandingkan tahun 2024.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Kehutanan di Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2025), Raja Juli awalnya menjabarkan tingkat deforestasi secara nasional mengalami penurunan, dari 216.216 hektare pada 2024 menjadi 166.450 hektare per September 2025.

“Deforestasi di Indonesia hingga bulan September menurun sebesar 49.766 hektare jika dibandingkan tahun 2024 atau menurun 23,01 persen,” kata Raja Juli.

Politikus PSI itu melanjutkan, penurunan deforestasi tersebut juga teridentifikasi pada tiga provinsi terdampak banjir. Untuk wilayah Aceh, terjadi penurunan 10,04 persen dari 11.228 hektare pada 2023-2024 menjadi 10.100 hektare pada periode 2024 sampai September 2025.

Kemudian, kata dia, penurunan deforestasi juga terjadi di wilayah Sumatera Utara (Sumut) sebesar 13,98 persen, dari 7.141 menjadi 6.142 hektare. Sedangkan di Sumatera Barat (Sumbar) turun 14 persen dari 6.634 menjadi 5.705 hektare.

Namun, pada saat bersamaan, ia menyebut terjadi perubahan tutupan lahan dari hutan menjadi non-hutan di wilayah terdampak banjir yang dinaungi 31 Daerah Aliran Sungai (DAS).

Di Aceh, lanjut Raja Juli, pada kurun waktu 2019-2024 perubahan tutupan lahan seluas 21.476 hektare. Perubahan di dalam kawasan hutan terjadi di area seluas 12.159 hektare dan di luar kawasan hutan seluas 9.317 hektare.

Kemenhut juga mengidentifikasi 217.301 hektare kawasan masuk dalam kategori lahan kritis atau 7,1 persen dari total 31 DAS terdampak banjir di Aceh. Di Sumut terdampak banjir berada di wilayah 13 DAS dengan total luas 207.482 hektare.

Dalam kurun waktu 2019-2024 di Sumut terjadi perubahan tutupan lahan dari hutan menjadi non-hutan seluas 9.424 hektare. Terbagi di dalam kawasan hutan 3.427 hektare dan di luar kawasan hutan 5.997 hektare.

Khusus di wilayah DAS terdampak, total lahan kritis mencapai 207.482 hektare atau 14,7 persen dari total luasan DAS terdampak.

Di Sumbar, lanjutnya, wilayah banjir terdapat di 13 DAS dengan total 39.816 hektare. Untuk perubahan tutupan lahan pada 2019-2024, di wilayah itu tercatat terjadi di lahan seluas 1.821 hektare, terbagi di dalam kawasan hutan 1.444 hektare dan di luar kawasan hutan 377 hektare.

Di wilayah DAS terdampak di Sumbar, teridentifikasi lahan kritis berada dalam luas 39.816 hektare atau 7,0 persen dari total luas DAS yang mengalami banjir saat ini.

Cuaca ekstrem telah memicu bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Hingga Rabu (3/12/2025) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia dalam bencana tersebut mencapai 807 jiwa.

Dilihat dari laman resmi BNPB, tertulis jumlah orang hilang sebanyak 647 jiwa dan korban terluka sebanyak 2.600 jiwa. Jumlah warga yang mengungsi meningkat menjadi 582.500 orang tersebar di Sumut, Aceh, dan Sumbar.

Selain itu, BNPB mencatat rumah warga yang mengalami kerusakan dan kerusakan pada fasilitas umum, di antaranya 299 jembatan rusak, 132 ⁠fasilitas peribadatan rusak, 9 fasilitas kesehatan rusak.

Sementara itu, data rumah warga yang rusak berat mencapai 3.600, rusak sedang 2.100, rusak ringan 4.900.

Baca juga: Rapat di DPR, Raja Juli: Bencana Sumatera Melecut Saya dan Pimpinan Kemenhut

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

48  +    =  57