channel9.id – Jakarta. Amerika Serikat kembali meningkatkan tekanan terhadap Venezuela dengan memperluas operasi pengamanan laut dan penegakan sanksi ekonomi di kawasan Karibia. Langkah tersebut memicu ketegangan baru antara Washington dan Caracas, serta menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas regional dan pasar energi global.
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan, operasi tersebut ditujukan untuk menegakkan sanksi internasional dan mencegah aktivitas ilegal yang diduga menjadi sumber pendanaan pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro. Dalam beberapa hari terakhir, aparat keamanan AS dilaporkan melakukan intersepsi terhadap kapal-kapal tanker yang dicurigai mengangkut minyak Venezuela secara ilegal.
“Amerika Serikat tidak akan membiarkan rezim Maduro terus menggunakan perdagangan minyak ilegal untuk mempertahankan kekuasaannya,” kata seorang pejabat Gedung Putih dalam pernyataan tertulis. Ia menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya “menjaga keamanan kawasan dan menegakkan hukum internasional”.
Selain pengetatan sanksi, Washington juga meningkatkan kehadiran militernya di perairan sekitar Venezuela. Kapal perang dan pesawat patroli dikerahkan untuk memantau lalu lintas laut, terutama jalur yang biasa digunakan untuk ekspor minyak.
Seorang pejabat pertahanan AS menyebutkan bahwa operasi tersebut bersifat defensif. “Ini bukan tindakan agresi militer. Fokus kami adalah penegakan hukum dan pencegahan kejahatan lintas negara,” ujarnya.
Namun, pemerintah Venezuela menilai langkah tersebut sebagai bentuk pengepungan dan pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Caracas menyebut tindakan AS sebagai “blokade terselubung” yang bertujuan melumpuhkan perekonomian nasional.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengecam keras kebijakan Washington. Dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, Maduro menuduh Amerika Serikat melakukan intimidasi terbuka.
“Venezuela tidak akan tunduk pada tekanan atau ancaman. Apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah agresi imperialis terhadap negara berdaulat,” kata Maduro. Ia juga menyerukan dukungan internasional untuk menentang apa yang disebutnya sebagai tindakan sepihak AS.
Pemerintah Venezuela memperingatkan bahwa pembatasan ekspor minyak akan berdampak langsung pada kondisi sosial dan ekonomi rakyatnya, yang saat ini masih menghadapi krisis berkepanjangan.
Sejumlah negara dan pengamat internasional menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan tersebut. Beberapa pihak menilai langkah AS berpotensi memperburuk situasi kemanusiaan di Venezuela dan memicu ketidakstabilan di Amerika Latin.
Seorang analis hubungan internasional di kawasan mengatakan, “Jika tekanan ini terus meningkat tanpa jalur diplomasi yang jelas, risiko eskalasi konflik akan semakin besar, dan dampaknya bisa meluas ke pasar energi global.”
Harga minyak dunia dilaporkan mulai bergerak naik di tengah kekhawatiran terganggunya pasokan dari Amerika Selatan.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda pelonggaran sikap dari kedua belah pihak. Amerika Serikat menegaskan akan melanjutkan kampanye tekanannya, sementara Venezuela bersikeras mempertahankan kedaulatan dan mencari dukungan dari negara-negara sahabat.
Di tengah kebuntuan tersebut, komunitas internasional terus memantau perkembangan dengan cermat, mengingat setiap eskalasi lebih lanjut berpotensi membawa dampak luas bagi keamanan dan ekonomi global.





