Channel9.id-Ponorogo. Ada pemandangan tak biasa di halaman SDN 1 Mangkujayan Ponorogo. Ratusan murid mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 berkumpul. Rupaya ada acara penghormatan kepada sosok Bapak Teknologi Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie.
Presiden ke-3 Republik Indonesia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, pada Rabu (11/9/2019) sekitar pukul 18.05 WIB. “Keluarga besar SDN 1 Mangkujayan merasa kehilangan dengan meninggalnya beliau. Kami adakan salat goib, doa bersama dan penerbangan pesawat kertas oleh 540 siswa-siswi kami,” kata Kepala SDN 1 Ponorogo Sri Bidayati, saat ditemui Channel9.co.id, Kamis (12/9).
Sri, sapaan akrabnya, mengenang sosok Habibie sebagai intelektual yang religius, sumbangsihnya dalam dunia kedirgantaraan Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Tidak hanya di Indonesia, sang profesor yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman itu juga dikenal di dunia berkat penemuan-penemuannya.
Penerbangan pesawat kertas yang dibuat sendiri oleh para siswa tersebut, kata Sri, sebagai bentuk harapan dan cita-cita bersama. Kedepan kelak akan lahir lagi Habibie-Habibie baru dari generasi penerus bangsa ini. Sri menekankan kepada siswanya jika ingin seperti Habibie, harus konsisten belajar dengan tekun dan tidak kalah pentingnya religius.
“Bapak Habibie selalu kita jadikan inspirator kepada siswa-siswi kami untuk meneladani jejaknya sebagai orang Indonesia pertama yang mampu membuat pesawat terbang. Kita harus bangga terhadap beliau,” katanya.
Salah satu siswa SDN 1 Mangkujayan, Beryl Atha Sava Annara bercita-cita ingin seperti BJ Habibie yang bisa membuat pesawat terbang. Kelak kalau bisa membuat pesawat terbang sendiri, Beryl akan mengajak kedua orangtuanya keliling Indonesia dengan pesawat tersebut. “Bapak Habibie hebat, saya ingin seperti beliau bisa membuat pesawat terbang,” harapnya.