Channel9.id-Jakarta. Facebook telah menutup beberapa halaman, grup, dan akun yang berasal dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara, yang ditengarai menyebarkan berita menyesatkan untuk pengguna media social.
Berdasarkan keterangan dari platform media sosial tersebut, total 443 akun Facebook, 200 halaman, dan 76 grup, serta 125 akun Instagram telah dihapus. Semuanya dilacak dalam tiga operasi terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain, salah satunya beroperasi di tiga negara, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Nigeria; dan dua lainnya di Indonesia dan Mesir, dianggap menyebarkan berita yang menyesatkan.
Facebook yang juga pemilik Instafram dan WhatsApp mengatakan, akun-akun itu terlibat dalam penyebaran konten dengan topic aktivitas UAE di Yaman, kesepakatan nuklir Iran, dan kritik terhadap Qatar, Turki, dan Iran.
Dikutip dari Al Jazeera, Kepala Keamanan Siber, Nathaniel Gleicher mengatakan, operasi tersebut menciptakan “jaringan akun untuk menyesatkan orang lain tentang keberadaan mereka, dan apa yang mereka lakukan.”
Facebook menambahkan, akun-akun yang hapus itu “berdasarkan perilaku mereka, tidak termasuk dalam konten yang mereka posting”.
Akun USA Thoughts memposting informasi keliru perihal Qatar yang mengembangkan “Aplikasi Kebencian”.
Sementera di Indonesia, akun yang terlibat dalam penyebaran informasi palsu tentang kematian pengunjuk rasa di Papua Barat.
“Meskipun orang-orang yang berada di akun-akun tersebut berusaha keras menyamarkan identitas mereka, tim penyidik kami menemukan tautan ke sebuah media Indonesia InsightID,” jelas Gleicher.
Sebanyak 300.000 dollar Amerika yang dibayar dalam mata uang Indonesia, rupiah, dihabiskan untuk iklan di Facebook.
Selama pemilihan presiden Indonesia pada April 2019, Presiden Joko Widodo, sebagai kontestan, juga menjadi sasaran berita bohong di media sosial. Ia dituduh seorang komunis dan beragama Kristen bawah tanah.
Sebelumnya Facebook juga telah menutup 1.800 akun di empat negara, karena dianggap sebagai bagian dari upaya melawan propaganda politik dan penyalahgunaan layanannya untuk penipuan.
Empat negara tersebut antara lain, Rusia, Honduras, Thailand, dan Ukraina. Secara rinci terdapat 294 akun, 1.509 laman dan 32 grup yang dihapus Facebook karena dinilai berperilaku “tidak otentik yang terkoordinasi”.