Nasional

Retno LP Marsudi: Lima Tahun Ke Depan Diplomasi Indonesia Bakal Sibuk

Channel9.id-Jakarta. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyatakan periode 2019-2024 adalah periode tersibuk bagi diplomasi Indonesia.

Indonesia, kata Retno, bakal meningkatkan kontribusi kepemimpinan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota Dewan HAM PBB.

“Lima tahun ke depan merupakan tahun yang akan sangat sibuk bagi diplomasi Indonesia. Untuk tahun 2020, Indonesia masih akan duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Sementara itu 2020, 2021, dan 2022 Indonesia akan duduk sebagai anggota Dewan HAM PBB,” kata Retno di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10).

Pada 2020 akan menjadi tuan rumah untuk dua agenda internasional. Retno menyatakan Indonesia akan menyelenggarakan Halal Summit hingga forum regional yang membahas infrastruktur.

“Untuk tahun 2020 juga, Indonesia akan menjadi Ketua Global Health and Foreign Policy. Tahun 2020 juga Indonesia akan menyelenggarakan Halal Summit. Tahun 2020 akan menyelenggarakan Indo-Pasific Infrastructure and Connectivity Forum,” ujar Retno.

Sementara itu, di tahun 2023, Retno menyatakan Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN dan G20. Tahun 2023 disebut Retno sebagai tahun diplomasi tersibuk.

“Sementara untuk tahun 2023 di dalam satu tahun Indonesia akan jadi Ketua ASEAN dan sekaligus akan menjadi Ketua G20. Jadi untuk tahun 2023 akan diplomasi politik luar negeri Indonesia akan cukup sibuk karena kita jadi ketua untuk dua hal, yaitu ketua ASEAN dan G20,” ungkap Retno.

Terkait perlindungan WNI di luar negeri, Retno menargetkan ada integrasi data seluruh instansi dan lembaga di luar negeri. Retno juga akan memfokuskan untuk perbaikan tata kelola layanan migrasi.

“Untuk lima tahun ke depan, target di bawah diplomasi perlindungan, pertama pengintegrasian data seluruh instansi dan lembaga, sehingga Indonesia akan memiliki one single data WNI di luar negeri, yang akan mempermudah perlindungan WNI di luar negeri. Kedua, perbaikan tata kelola migrasi menuju save ordery and regular migration baik dari hulu maupun dari hilir. Ketiga, fokus pada tindakan pencegahan,” jelas Retno.

“Kita semua paham, mencegah lebih murah dari mengobati. Dan salah satunya yang kita lakukan adalah dengan melibatkan pemberdayaan masyarakat melalui edukasi,” imbuhnya.

Sementara untuk diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, Retno akan mengintensifkan perundingan terkait batas negara. Selain itu, Retno juga akan mengangkat isu separatisme di berbagai forum dunia.

“Kedua, mengurangi ruang gerak separatisme untuk menggunakan berbagai forum internasional untuk mengkampanyekan agenda separatisme. Dan yang ketiga adalah penguatan identitas bangsa melalui kerja sama menyebarkan toleransi kemajemukan demokrasi sebagai identitas bangsa, dan juga tentunya kerja sama yang terkait dengan counter terorism akan kita perkuat,” pungkas Retno.

(vru)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  41  =  46