Channel9.id-Jakarta. Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) akan difokuskan pada pembangunan budaya yang menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri. Demikian ungkap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Untuk bisa menjadi pusat kegiatan kebudayaan baik di level nasional maupun internasional. Kita ingin di tempat ini jadi salah satu simpul ekosistem kebudayaan kita,” ujar Anies di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (25/11) malam.
Ia mengatakan TIM dirancang bukan sekadar untuk tempat melakukan aksi karya seni dan pertemuan. Melainkan, di dalamnya terdapat wisma yang fungsinya mirip dengan hotel untuk menginap.
Anies mengatakan, penggunaan kata wisma sama seperti penggunaan kata Wisma Atlet atau pun acara lainnya yang memang diperuntukkan bagi tamu. Ia menekankan bahwa perencanaan tersebut sudah mengalami masa penggodokan selama setahun lebih.
“Di sini bukan saja tempat untuk performing art, atau tempat pertemuan saja, tetapi juga ketika seniman dan budayawan dari berbagai tempat di dunia datang, mereka pun dapat tinggal di dalam wisma, tinggal di dalam komplek tim,” katanya.
Anies yakin bahwa setiap seniman yang datang dibekali dengan biaya akomodasi dari daerahnya masing-masing. Dengan keberadaan wisma tersebut, Jakarta menawarkan pilihan: tinggal di Wisma Seniman atau di hotel di sekitar TIM.
“Mau diinapkan di luar atau di dalam. Justru paket dukungan itu harus lengkap. Memberikan dukungan untuk pentasnya saja, tapi tidak ada pilihan akomodasinya mau ditaruh di mana? Mau di dalam atau di luar,” ujar Anies.
“Yang lokal enggak perlu menginap. Jadi kalau seniman datang dari delegasi mana-mana itu mereka punya satu paket. Itu yang diharapkan akan muncul. Dengan begitu kita membangun sebuah ekosistem,” ujar Anies.
Sebelumnya sejumlah seniman, salah satunya Radhar Panca, memprotes kebijakan Anies yang membangun hotel di wilayah TIM. Menurut ia, pembangunan hotel ini mencerminkan komersial di lingkungan pusat budaya Jakarta.
Secara terpisah, demikian dilansir Antara, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Darwoto menyatakan sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI pihaknya ditunjuk langsung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI bertanggung jawab merevitalisasi TIM hingga perawatannya pascarevitalisasi selama 28 tahun.
Nantinya setelah revitalisasi selesai, Jakpro mengusulkan agar urusan infrastruktur dan pengelolaan gedung dilakukan pihaknya. Sedangkan untuk kesenian dan promosi dilakukan Dewan Kesenian Jakarta bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI.
“Jadi Jakpro hanya mengelola infrastrukturnya,” kata Dwi.
(LH)