Channel9.id-Jakarta. Pemerintah memperkirakan potensi devisa yang hilang dari sektor pariwisata akibat penyebaran virus corona sekitar Rp 40 triliun. Angka tersebut berdasarkan perhitungan kunjungan wisatawan asal Cina sebanyak dua juta orang pada 2019.
Sekretaris Kementerian Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, potensi devisa yang hilang tersebut berasal dari jumlah turis asal Cina dikalikan dengan rata-rata pengeluaran per orang sekitar US$ 1.385. “Ternyata spending average-nya (turis Cina) lebih tinggi per kunjungan dibandingkan negara lain. Kalau kami kalikan 2,07 juta wisatawan asal Cina, devisa yang hilang dari turis RRT dalam satu tahun US$ 2,87 miliar atau setara Rp 40,7 triliun,” ujarnya, Rabu, 12 Februari 2020.
Namun, akibat penyebaran virus corona dari Cina dan sudah menjalar ke 28 negara berdampak kepada industri pariwisata. Tidak hanya kunjungan wisatawan yang anjlok, kata Susiwijono, tapi bisnis penerbangan juga terkena imbas. “Seat yang utilitasnya tidak terisi atau katakan yang lost kira-kira 2,1 juta seat dalam satu season,” tuturnya.
Pemerintah Provinsi Bali mengakui adanya penurunan wisatawan Cina di Bali akibat mewabahnya virus corona. Penurunan turis tersebut berdampak pada bisnis hotel, restoran, dan atraksi di Bali.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, mengatakan penurunan wisman di Bali sangat signifikan. Biasanya, sekitar 100.000 turis Cina atau 3.000 – 3.500 per hari datangke Bali saat libur panjang Tahun Baru Imlek. Namun dalam dua hari terakhir hanya 460 wisatawan Cina yang berkunjung ke Bali.