Channel9.id-Jakarta. Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai juru bicara pemerintah terkait virus Corona.
Keputusan itu disambut baik berbagai pihak. PKB misalnya menilai langkah itu dilakukan supaya Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto bisa fokus bekerja.
“Pak Terawan biar fokus bekerja. Kalau meladeni publik terus dia nggak kerja nanti,” kata politikus PKB Abdul Kadir Karding di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/3).
Ia pula menyatakan penunjukan juru bicara, tidak ada hubungannya dengan gaya komunikasi Menkes Terawan yang menjadi sorotan publik saat menyampaikan informasi terkait virus Corona. Pemerintah, katanya, justru tidak ingin menutup-nutupi informasi soal virus tersebut.
“Saya kira Pak Jokowi pengin agar masyarakat tahu seluas-luasnya dan pemerintah ingin menyampaikan bahwa kita ini nggak ada yang ditutup-tutupi di dalam hal Corona,” ujar Karding.
“Kan ada isu tuh ‘pemerintah nutup-nutupi ini gunung es nanti akan meledak’, nggak, nggak. Jokowi mengumumkan dua nama (yang positif Corona) itu kan artinya niatan baik bahwa sebenarnya pemerintah nggak menutup-nutup lah,” lanjut dia.
Senada disampaikan PKS. Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetyani, mengapresiasi keputusan presiden menunjuk juru bicara pemerintah terkait virus Corona. Keputusan itu dinilai sebagai keputusan yang bijak.
“Nah, saya pikir itu pilihan atau keputusan yang bijak dari Pak Jokowi untuk menunjuk jubir, sehingga pemerintah menjadi yang terdepan dalam memberikan informasi secara reguler melalui platform yang dimiliki oleh negara,” katanya di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/3).
Netty menyoroti kesimpangsiuran informasi terkait virus Corona COVID-19 yang beredar di masyarakat. Penunjukan jubir ini, menurut Netty, memberi kepastian kepada masyarakat soal kebenaran informasi.
“Jadi masyarakat itu akhirnya percaya bahwa sumber informasi yang terpercaya yang dapat dipertanggungjawabkan ya pemerintah gitu. Jangan kemudian masyarakat akhirnya mencari sendiri-sendiri, menyebarkan sendiri. Termasuk anggota komisi IX kan bertanya-tanya, ‘betul nggak sih harus pakai masker yang N95?’ dan sebagainya,” ujar Netty.
“Itu aja sekelas anggota Dewan ya, kita perlu informasi yang valid. Apalagi masyarakat. Masyarakat kan ada yang educated, ada yang uneducated. Yang gampang diberitahukan sekali langsung paham, tapi ada masyarakat yang ‘apa sih ini apa, baru batuk-batuk apa saya sudah harus periksa’, ya harus dijawab gitu,” imbuhnya.
(Hendrik Yaputra)