Channel9.id-Jakarta. Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (Persero), Silmy Karim, mengatakan akan menutup lima anak usaha yang dinilai tidak menghasilkan bagi pemasukan perusahaan. Manajemen telah melakukan klasterisasi 60 anak usaha perseroan. Dari jumlah itu perseroan memilah anak usaha yang bisa disehatkan. “Yang sudah tidak tertolong harus diamputasi. Kami mempersiapkan ada lima yang dalam proses likuidasi,” ujarnya dalam Dialog Industri bersama Tempo, Rabu, 24 Juni 2020.
Silmy tidak merinci anak usaha mana saja yang bakal ditutup. Namun, ia mengatakan upaya tersebut mesti dilakukan demi menutup keran potensi pemborosan di perseroan. “Kami lihat investasi-investasi di masa lalu yang tidak menghasilkan manfaat untuk saat ini bahkan memberatkan operasional saat ini harus diputus,” tuturnya.
Strategi tersebut, menurut Silmy, memang memiliki konsekuensi seperti impairment. “Pada 2019 itu impairment cukup besar atas investasi di masa lalu,” ujarnya. Untuk itu, perlu keberanian dan dukungan dari segala pihak agar upaya yang dilakukan untuk memperbaiki perseroan itu sejalan dengan aturan main.
Salah satu cara untuk memastikan strategi perseroan sesuai aturan adalah dengan mengundang pihak ketiga untuk melihat dari sisi good corporate government. Silmy berujar perseroan juga telah meminta pendampingan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta Badan Pemeriksa Keuangan agar semua berjalan baik.
Krakatau Steel gencar melakukan restrukturisasi dan transformasi. Pada triwulan I 2020, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 74,1 juta atau sekitar Rp 1,09 triliun (kurs Rp 14.725). Capaian laba itu adalah yang pertama dalam delapan tahun terakhir. Perbaikan kinerja perseroan di kuartal I 2020 disebabkan adanya penurunan beban pokok pendapatan sebesar 39,8 persen dan penurunan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.