Channel9.id-Jakarta. Malware dan virus disisipkan pada sejumlah film dan serial TV pada situs ilegal, seperti IndoXXI hingga FilmBagus21.
Hal itu sebagaimana laporan perusahaan keamanan siber, Kaspersky dan McAfee. Mereka pun menyebutkan bahwa malware itu bisa mencuri data pengguna di Indonesia.
Head of Southeast Asia Consumer McAfee Shashwat Khandelwal menjelaskan, penjahat siber mengikuti tren dan perilaku pengguna untuk membangun strategi penipuan, sehingga bisa mencuri data.
Oleh karena itu, McAfee menekankan pentingnya kesadaran para pengguna agsr terhindar dari masalah tersebut.
Lebih lanjut, menurut analisis tren konsumsi hiburan online yang populer di seluruh platform streaming, Shashwat menyebut ada 5 judul film dan serial televisi populer yang paling sering dicari masyarakat Indonesia.
Lima film di Indonesia yang populer saat ini adalah Frozen 2, Parasite, Milea: Suara dari Dilan, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, dan Jumanji: The Next Level.
Sementara, serial TV yang paling banyak dicari di Indonesia adalah The World of The Married, Crash Landing On You, Money Heist, Hi, Bye Mama!, dan Pretty Little Liars Indonesia.
“Hal yang paling aman untuk dilakukan adalah berlangganan ke situs streaming yang terpercaya atau mengunduh film dari sumber, seperti iTunes atau Amazon. Jauhilah situs-situs yang menjanjikan konten gratis karena berpotensi malware,” terangnya.
Sementara itu, akhir Desember lalu, Kaspersky menguak serangan malware yang memanfaatkan penayangan film Star Wars: The Rise Of Skywalker.
“Sudah menjadi hal yang wajar bagi para pelaku penipuan dan kejahatan siber untuk mencoba memanfaatkan topik-topik populer, dan Star Wars menjadi kesempatan baik untuk skenario semacam itu di bulan ini,” terang peneliti keamanan di Kaspersky Tatiana Sidorina.
Diketahui, pada 2019, Kaspersky mendeteksi 285.103 upaya untuk menginfeksi 37.772 pengguna yang ingin menonton sekuel terakhir dari film Star Wars. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 10% dibandingkan 2018.
Streaming di situs ilegal memicu ancaman keamanan pengguna, dengan melakukan host file berbahaya serta menyamar di balik nama rekaman dan file film.
Lebih lanjut, peneliti Kaspersky mendapati lebih dari 30 situs web palsu dan profil media sosial yang menyamar sebagai akun film resmi. Menurut Kaspersky, kemungkinan jumlah situs-situs ini jauh lebih tinggi.
Situs web ilegal tersebut mencuri data kartu kredit pengguna dengan dalih syarat pendaftaran di portal. Kemudian menyebarkan file berbahaya biasanya menyalin nama resmi film. Untuk meyakinkan oenggun, situs web memberikan deskripsi menyeluruh serta konten pendukung lainnya. Dengan cara tersebut, pengguna percaya bahwa situs berhubungan dengan film resmi.
Praktik dengan modus seperti itu disebut “SEO hitam” (Black SEO). Modus ini memungkinkan para pelaku kejahatan siber untuk mempromosikan situs-situs phishing dan menempatkannya paling atas dalam hasil mesin pencari.
Demi mendukung promosi situs web palsu, pelaku juga mengatur Twitter dan akun media sosial lainnya untuk mendistribusikan tautan ke konten.
Sejauh ini, 83 pengguna terinfeksi oleh 65 file berbahaya yang menyamar sebagai salinan film.
(LH)