Ekbis

BUMN Diharapkan Jadi Penyelamat Indonesia dari Ancaman Resesi Ekonomi

Channel9.id – Jakarta. Anggota Komisi XI DPR RI M Misbakhun menyatakan, Indonesia akan memasuki resisi ekonomi. Karena itu, BUMN diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi sehingga Indonesia bisa keluar dari ancaman resesi.

Namun, banyak BUMN yang tidak dalam kondisi keungan yang sehat. Misbakhun mencatat hanya 16-18 BUMN yang menyetorkan devisennya kepada negara dan menggerakan ekonomi masyarakat. Salah satunya PT Hutama Karya (Persero) yang tengah membangun Tol Trans Sumatera.

“Kalau kita lihat saat ini, BUMN kita tidak sepenuhnya BUMN yang sehat. Sebab hanya sekitar 18 atau 16 BUMN saja yang selama ini menyetorkan dividennya kepada negara, namun sisanya memberikan masalah kepada negara, ini sangat disayangkan,” kata Misbakhun dalam diskusi online, Minggu (2/8) malam.

Dua diantara BUMN yang tidak sehat yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero). Kedua perusahaan tersebut harus mengajukan dana talangan ke pemerintah untuk bertahan di tengah pandemi corona.

Menurut Misbakhun, BUMN sedang mengalami sejumlah masalah keuangan. Terlebih, BUMN digadang-gadang akan menjadi bagian dari tulang punggung ekonomi Indonesia (Agent of Development) saat memasuki jurang Resesi nanti.

“Namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah punggung BUMN ini cukup kuat sebagai sandaran negara dalam menghadapi Resesi nanti,” katanya.

Misbakhun pun melihat pemerintah berupaya untuk membuat BUMN menjadi sehat.

“Semua skema keuangan APBN kita dipakai untuk menyelamatkan APBN saja baik itu dalam bentuk subsidi dan konpensasi, kemudian pernyataan modal negara. Selanjutnya penempatan dana, investasi pemerintah atau dalam bentuk penjaminan pemerintah, semuanya masuk kemana, ke BUMN kalau kita lihat dalam progran PEN yang ada di PP 23 tahun 2020, sekitar Rp53 triliun untuk korporasi semuanya diserap oleh BUMN,” katanya.

Kendati demikian, Misbakhun menyampaikan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, dalam situasi ini masyarakat harus mengambil sikap optimisme yang realistis. Mengingat Indonesia sebenarnya memiliki banyak peluang untuk dapat dikelola.

“Ya meskipun dahulu kita sering sekali mengkritik bahwa pergerakan ekonomi kita layaknya berjalan autopilot. Namun ternyata ini memberikan sebuah penguatan, kepada siapa ? Ya kepada Indonesia itu sendiri,” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  17  =  22