Techno

Mengapa Orang Meninggal Bisa Hidup Lagi?

Channel9.id-Jakarta. Berita tentang kematian gadis berusia 12 tahun asal Probolinggo yang kemudian hidup lagi menggegerkan masyarakat. Setelah satu jam ia bangkit dari kematian, ia lalu meninggal lagi.

Kondisi tersebut kerap kali dihubungkan dengan hal mistis. Namun, rupanya kondisi ini memiliki penjelasan ilmiah.

Peristiwa ini terbilang sangat langka. Menurut riset medis, kondisi itu disebut Lazarus Phenomenon. Fenomena ini pertama kali diteliti ilmuwan pada 1982, dan lalu dipublis di jurnal medis The Lancet dengan judul ‘Recovery After Discontinued Cardiopulmonary Resuscitation’.

Penyebutan ‘Lazarus’ ini diberi oleh dokter anestesi Jack Bray Jr di1993. Penamaan berangkat dari kisah pria yang dihidupkan kembali oleh Nabi Isa.

Dalam medis, situasi ini disebut Return of Spontaneous Circulation (ROSC). Sejak saat itu ilmuwan dan para dokter mengumpulkan kasus-kasus yang sama dari seluruh dunia.

Smithsonian Magazine pernah menulis, dokter Vedamurthy Adhiyaman dari Glan Clwyd Hospital di North Wales meneliti 38 kasus Lazarus Phenomenon. Kemudian hasil penelitiannya dipublis Journal of the Royal Society of Medicine di 2007 dengan judul ‘The Lazarus Phenomenon’.

Adhiyaman mengatakan, 65% kasus Lazarus berakhir dengan kematian, setelah sempat hidup lagi. Sementara 35% pasien lainnya hidup kembali dan sehat.

Perlu diingat, Lazarus Phenomenon diakui sangat sulit untuk diteliti para ilmuwan. Alasannya, selain kejadiannya sangat langka, banyak spekulasi pula yang berkembang. Selain itu, banyak kasus ini yang tidak dilaporkan ke forum ilmiah karena berkaitan dengan privasi keluarga pasien.

Adapun sejumlah teori ilmiah yang berkembang. Dua di antaranya sebagai berikut, yang dinilai paling mendekati untuk kasus terbaru ini.

1. Dynamic Hyperinflation
Seluruh laporan medis menunjukkan adanya faktor CPR atau pemberian nafas buatan.

Teorinya, paru-paru diduga diisi udara namun tak ada cukup waktu menghembuskannya. Tekanan udara di paru-paru menghambat darah kembali ke jantung, sehingga menyebabkan cardiac arrest. Saat CPR disetop, tekanan paru-paru berkurang, darah kembali bersikulasi. Lalu muncul efek auto-resuscitation atau hidup lagi.

2. Hyperkalemia
Tingginya kandungan potasium dalam darah diduga menyebabkan auto-resuscitation. Kemudian saat dokter memberj kalsium, glukosa, insulin, sodium bikarbonat dan obat lain untuk mengurangi kadar potasium, jantung bisa kembali berdetak.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =