Channel9.id-Jakarta. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi disusul oleh meningkatnya penetrasi digital di kalangan masyarakat Indonesia. Sayangnya, kondisi ini tidak dibarengi dengan ajegnya pengelolaan data. Sehingga hal ini membuat data yang tersebar tak terintegrasi, tak ada standardisasi dan kesulitan interoperabilitas data. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi industri terkait.
Perusahaan telekomunikasi Telkom berupaya menjawab tantangan tersebut dengan memperkenalkan layanan BigBox. BigBox sendiri ialah layanan end-to-end big data yang diproduksi Amoeba, sebagai inkubasi model startup internal perusahaan.
Baca juga : Migrasi Siaran TV Analog ke Digital wajib Selesai pada November 2022
Layanan tersebut disebut bisa menjadi solusi big data analytics, khususnya untuk program Satu Data Indonesia yang dicetuskan pemerintah. Layanan ini menargetkan instansi hingga korporasi di Indonesia.
“Melalui BigBox kami juga mendorong digital talent di Telkom dan BUMN untuk bisa bersama menggali potensi big data ini dan mampu menghadirkan layanan terbaik untuk semua,” ujar Direktur Utama Ririek Adriansyah saat diskusi daring, Rabu (2/12).
Adapun data yang didapat berdasarkan data dari International Data Center (IDC) Benchmark Analysis Report November 2020—yang memiliki produk kunci seperti data integration, data lake, workflow management, search engine, data exploration & insight, real time dashboard, API factory, dan crawling engine.
Laporan IDC itu didasarkan produk horizontal platform BigBox yang terdiri dari 8 modul (BigLake, BigSpider, BigAction, BigSearch, BigQuery, BigBuilder, BigFlow, dan BigEnvelope).
Tak hanya itu, BigBox pun punya vertical platform, yaitu social media analytic platform (BigSocial), e- commerce analytic platform (BigCommerce) dan one data management platform (BigOne).
Sementara itu, Telkom akan mengusung BigOne agar menjadi platform berskala nasional, Satu Data Indonesia.
BigBox dipercaya bisa memenuhi semua kebutuhan dalam mewujudkan rencana pemerintah itu. Mulai dari lingkungan data yang terintegrasi dan mudah diakses, pengolahan data, analitik yang akurat dan dipertanggungjawabkan, hingga menghasilkan insight untuk pengambilan keputusan serta API (Application Programming Interface) marketplace yang memudahkan data dibagi.
Sejatinya, inisiatif untuk menghadirkan BigBox juga dicetuskan Presiden Joko Widodo pada 12 Juni 2019 lalu, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Di sini tertulis soal kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang terintegrasi, akurat, mutakhir, terpadu, dan bisa dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagi-pakaikan.
Inisiatif tersebut ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tata kelola data pemerintahan. Tak hanya sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, namun juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap data publik.