Channel9.id – Jakarta. Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia meminta pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk menunda pembelajaran tatap muka dan melanjutkan pembelajaran Belajar dari Rumah (BDR).
“Menunda pembelajaran tatap muka hingga tingkat infeksi Covid-19 kurang dari 5% sesuai rekomendasi WHO,” kata Ketua IPK Indonesia Indria Laksmi Gamayanti, Yogyakarta, Selasa 15 Desember 2020.
Permintaan itu disampaikan karena berdasarkan hasil penelitian berjudul Dampak Belajar dari Rumah (BDR) terhadap kondisi psikologis Siswa yang dilakukan tim Satgas Penanggulangan Covid-19 IPK menyatakan bahwa kondisi psikologis siswa yang mengikuti BDR relatif lebih baik dibandingkan pembelajaran tatap muka.
“Dampak buruk BDR terhadap kondisi psikoligis siswa tidak dapat dijadikan alasan pembukaan sekolah, karena hal ini tidak terbukti,” kata Indria.
“Keamanan dan kesehatan harus tetap menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan, demi menghindari life loss ataupun health loss. Adapun kekhawatiran terjadinya leaming loss dapat diantisipasi dengan meningkatkan efektivitas proses BDR saat mengejarnya di kemudian hari ketika kondisi sudah membaik,” lanjutnya.
Indria melanjutkan, BDR juga tidak menimbulkan stres yang lebih tinggi dibandingkan metode pembelajaran lainya.
“Berdasarkan temuan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, kondisi psikologis siswa saat ini tidak berbeda dari kondisi sebelum pandemi. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kondisi psikolgis siswa saat ini tidak secara langsung disebabkan oleh BDR,” kata Indria.
Penelitialn itu dilakukan IPK Indonesia yang didukung oleh Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud pada November 2020. Penelitian ini melibatkan 15.304 siswa di jenjang pendidikan SD (kelas 4-6), SMP, SMA, dan SMK sebagai partisipan. Mereka berasal dari sekolah-sekolah di 6 wilayah di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua).
(HY)