Channel9.id-Jakarta. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi. Sebagai salah satu penerima vaksin perdana, Wiku menyebut jika sejauh ini tidak dirinya mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Saya bersama presiden dan beberapa penerima vaksin perdana, telah menyelesaikan proses vaksinasi tanpa efek samping berati apapun hingga detik ini,”ujarnya saat memberikan keterangan pers di Gedung BNPB, Kamis (28/01).
Wiku mengungkapkan, per 26 Januari 2021, program vaksinasi bertahap telah diterima oleh 193.909 orang tenaga kesehatan, termasuk beberapa perwakilan penerima vaksin perdana. Sejumlah kelompok masyarakat penerima vaksin perdana ialah mereka yang termasuk golongan rentan terpapar virus Covid-19 baik tenaga medis, pekerja kantoran hingga masyarakat yang harus beraktivitas diluar rumah karena alasan ekonomi.
Baca juga: Pemerintah Ajak Masyarakat Tak Ragu Ikuti Vaksinasi
Menerima vaksin, kata Wiku, bermanfaat bagi orang yang menerimanya. Hal ini didasarkan pada hasil studi Center for Communicable Disease dari Harvard University yang menyatakan bahwa vaksinasi bermanfaat mengurangi kerentanan terinfeksi, pengembangan gejala penyakit yang parah dan mencegah peluang penularan kepada orang lain.
“Vaksinasi sebagai salah satu metode mengatasi pandemi adalah upaya yang harus dikuatkan demi mencapai tujuan utama yaitu kekebalan komunitas atau herd immunity,”jelasnya.
Kekebalan komunitas ini, sambungnya, adalah kondisi dimana sebagian besar populasi akan menjadi imun atau kebal dari terpapar penyakit menular.
Lebih lanjut Wiku menjelaskan, World Health Organization (WHO) pun menyatakan kekebalan komunitas dicapai melalui vaksinasi dan bukan dengan membiarkan penyakit menyebar secara tidak terkendali. Karena penularan tanpa kendali dapat menyebabkan kematian, padahal penularan kasus dapat dicegah salah satunya dengan kekebalan komunitas.
Karenanya, dalam mencapai kekebalan komunitas, terdapat beberapa faktor yang berperan. Yaitu tingkat penularan penyakit, efektifitas vaksin, kecepatan dalam mencapai ambang batas cakupan populasi yang harus divaksinasi dan lama imunitas bertahan.
“Khususnya terkait cakupan vaksinasi, ambang batas orang yang harus tervaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas berada di rentang. 60 – 70 persen dari total populasi di suatu wilayah,” papar Wiku.
Meski demikian, ucap Wiku, perlu diketahui bahwa estimasi tersebut bersifat dinamis. Karena sangat bergantung pada laju infeksi suatu penyakit.
“Oleh karena itu tercapainya kekebalan komunitas sangat bergantung pada kita. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pencapaian kekebalan komunitas,” pungkasnya.