Channel9.id-Jakarta. Rutin berolahraga sangat disarankan di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab aktivitas ini bisa menjaga kesehatan baik fisik maupun mental, seperti memperkuat imun tubuh hingga meningkatkan suasana hati.
Namun, bagi orang yang baru sembuh dari COVID-19, olahraga bisa jadi berbahaya. Hal ini menimbang adanya efek jangka panjang atau post COVID-19 syndrome yang masih dirasakan penyintas, meski sudah dinyatakan negatif COVID-19. Misalnya mudah lelah walau hanya beraktivitas ringan-sedang, kerontokan rambut, hingga brain fog atau pikiran berkabut.
Oleh karena efek itulah, para penyintas COVID-19 tak bisa sembarangan berkegiatan sebelum betul-betul pulih. Bahkan, sejumlah di antaranya harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan aktivitas aman atau tidak jika dilakukan, termasuk porsi olahraga yang tepat.
Baru-baru ini, HSS Sports Medicine Institute di Kota New York merilis pedoman dan pertimbangan kembali olahraga bagi penyintas COVID-19, yang mengalami gejala ringan hingga sedang. Studi ini menjelaskan perbedaan porsi latihan yang disarankan bagi para penyintas, dengan membedakan gejala yang dialami.
Pedoman tersebut menyarankan orang dengan gejala hematologi atau darah, untuk mengurangi kebiasaan malas gerak guna mengurangi risiko pembekuan darah. Untuk memulai olahraga, direkomendasikan untuk melakukan jenis olahraga yang berintensitas rendah.
Lalu penyintas dengan gejala pernapasan seperti pneumonia disarankan untuk beristirahat minimal seminggu setelah gejala mereda. Kemudian baru bisa melakukan aktivitas fisik, dengan terus memantau kemampuan pernapasannya.
Kemudian penyintas dengan gejala pada jantung direkomendasikan untuk beristirahat selama 2—3 pekan setelah gejalanya berhenti. Sementara, dengan mereka yang mengalami miokarditis atau radang jantung harus menunggu 3—6 bulan sebelum olahraga.
Bagi penyintas dengan gejala post-COVID-19 seperti gangguan fungsi pencernaan, harus memperhatikan asupan cairan dan kalori, serta menyesuaikan porsi olahraga secara bertahap.
Selanjutnya, untuk penyintas dengan gejala muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan otot harus kembali olahraga secara bertahap, dari yang ringan hingga normal.
Terakhir, untuk penyintas tanpa gejala pun melakukan olahraga secara bertahap, dari yang ringan. Tak disarankan untuk melakukan latihan dengan porsi normal. Lakukan aktivitas fisik dengan porsi 50% dari biasanya setelah dinyatakan sembuh.
Para ahli mengingatkan para penyintas untuk terus mengamati kondisi kesehatannya. Apabila terjadi masalah tertentu, konsultasikan ke dokter.
(LH)