Sentimen Anti-Asia Meningkat Setahun Belakangan Ini
Techno

Sentimen Anti-Asia Meningkat Setahun Belakangan Ini

Channel9.id-Jakarta. USA Today melaporkan bahwa bias dan serangan bermotif anti Asia meningkat tajam pada setahun belakangan. Cuitan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Twitter disebut sebagai biangnya.

Diketahui, pada Maret 2020, Trump mempopulerkan tagar #chinesevirus, yang kemudian penggunaannya kian marak hingga meningkat 8.351%. Angka ini meningkat 10 kali lipat dari sebelumnya. Sementara, di lain sisi, tagar netral seperti itu #covid19 tak mengalami pertumbuhan sebesar itu.

“Ada banyak argumen bahwa virus Cina merupakan istilah ilmiah dan tak ada bedanya dengan COVID-19. Namun, faktanya ada perbedaan besar,” tutur profesor epidemiologi Yulin Hswen dari University of California, San Francisco.

Hasil risetnya menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang menggunakan tagar #chinesevirus cenderung menuturkan pernyataan negatif. Separuh cuit yang menggunakan tagar tersebut, mencantumkan pula tagar bernada anti-Asia. Sementara, yang memakai tagar #covid19 hanya 20%.

Selain itu, kebencian pada orang Asia meningkat di era Trump bukan hanya karena pernyataan kontroversialnya, namun karena perang dagang yang hebat dengan Cina pada masa pemerintahannya.

“Kami segera melihat pada pertengahan Maret 2020 terjadi peningkatan insiden kebencian yang ditujukan pada orang Asia Amerika,” kata Russell Jeung, profesor studi Asian-Amerika di San Francisco State University.

Sekadar informasi, hingga kini efek cuitan kebencian terhadap orang Asia itu masih terasa. Teranyar, enam perempuan keturunan Asia tertembak mati di Atlanta. Saat ini, Trump sendiri dilarang menggunakan Twitter secara permanen.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

47  +    =  56