Internasional

Nawal el-Saadawi, Pejuang Kaum Perempuan Yang Hebat itu Telah Pergi

Channel9.id – Jakarta. Nawal el-Saadawi adalah tokoh feminis dan penulis yang dikenal luas. Ia juga pernah dinobatkan Majalah Time tahun 2020, dalam daftar 100 Wanita Tahun Ini.

Dia memang sudah tiada pada Minggu (21/03) dalam usia 89 tahun, namun kiprah dan jejaknya di dunia hak asasi manusia akan selalu dikenang banyak orang. Terutama oleh mereka yang berkiprah di bidang perjuangan kesetaraan gender.

Menteri Kebudayaan Mesir Inas Abdel-Dayem berduka atas meninggalnya Saadawi, mengatakan tulisan Saadawi telah menciptakan gerakan intelektual yang hebat di Mesir dan di dunia.

Karena pandangannya, Saadawi sempat menghadapi beberapa tantangan hukum, termasuk tuduhan murtad dari kalangan Islamis. Ketika dia menerbitkan bukunya yang terkenal, “Women and Sex” pada tahun 1972, buku berisikan narasi perjuangan terhadap eksploitasi tubuh wanita, termasuk menentang sunat bagi wanita, dia menghadapi badai kritik dan kecaman dari kalangan politik dan agama Mesir. Dia juga saat itu kehilangan pekerjaannya di Kementerian Kesehatan.

Saadawi sempat ditahan dan dipenjara selama dua bulan pada tahun 1981 sebagai bagian dari tindakan keras politik yang dilakukan oleh Presiden Anwar Sadat kala itu.

Selama di penjara, Saadawi menuliskan pengalamannya dan menghasilkan sebuah buku berjudul: Memoirs from the Women’s Prison, yang dia tulis menggunakan gulungan tisu toilet dan pensil kosmetik.

Saadawi adalah pendiri dan kepala Asosiasi Solidaritas Wanita Arab dan salah satu pendiri Asosiasi Arab untuk Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2005, dia dianugerahi Penghargaan Internasional Inana di Belgia, setahun setelah menerima hadiah Utara-Selatan dari Dewan Eropa.

Nawal tergolong pengarang Mesir kontemporer dengan hasil karya yang paling banyak diterjemahkan ke dalam 12 bahasa sedunia. Ia menghasilkan karya klasik tentang perempuan dunia Islam. The Hidden Face of Eve (Wajah Rahasia Kaum Hawa) dan banyak karya terbitan lain, termasuk naskah sandiwara, koleksi cerita pendek, karya nonfiksi, dan novel yang sebagian besar telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Beberapa di antara bukunya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, antara lain The Fall of the Imam (Jatuhnya Sang Imam), Death of an Ex-Minister (Akhir Hayat Seorang Mantan Menteri), Searching (Mencari), The Innocence of the Devil (Tak Berdosanya Sang Setan) (California, 1994). Karya-karyanya banyak menohok kalangan muslim dan penguasa di negaranya.

Women at Point Zero (Perempuan di Titik Nol) misalnya. Sebuah buku yang mengguncang batin siapapun yang membacanya. Kelahiran buku ini diilhami dari kisah nyata seorang perempuan yang ditemui Nawal di penjara Qanatir. Dalam novel tersebut Nawal berkisah tentang liku-liku kehidupan Firdaus dari masa kecilnya di desa hingga menjadi pelacur kelas atas di kota Kairo. Ia divonis hukuman gantung karena telah membunuh seorang germo laki-laki.

Lewat kisah Firdaus, Nawal menguak kebobrokan masyarakat yang didominasi oleh kaum laki-laki. Sebuah kritik sosial yang keras dan pedas atas budaya patriarkhi yang masih melingkupi masyarakat di negara-negara berkembang atau yang dikenal dengan negara dunia ketiga.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

71  +    =  80