Hot Topic Techno

Beberapa Kesalahan Pemanfaatan Twitter Oleh Lembaga Negara

Channel9.id – Jakarta. Head of Public Policy Twitter Indonesia, Agung Yudha mengungkapkan beberapa kesalahan pengelolaan sosial media (sosmed) lembaga-lembaga formal, termasuk lembaga pemerintahan adalah dengan menyerahkan akun kepada karyawan magang.

Padahal, sebagai strategi kehumasan, menurut Agung, sosmed berperan besar dalam menampung dan mengolah aspirasi masyarakat, serta membangun kepercayaan publik guna menjaga citra dan reputasi pemerintah.

“Anak magang seringkali tidak atau kurang dibekali pengetahuan bagaimana sih cara reportnya, bagaimana tiba-tiba kekunci, bagaimana saatnya merespons atau tidak,” ujar Agung dalam Workshop “Pengelolaan Kegiatan Kehumasan” yang diikuti Divisi Humas seluruh Pemerintah Daerah dan Divisi Humas di lingkungan Kemendagri di Hotel Green Forest Bogor, 26-29 Mei 2021. Materi pemanfaatan Twitter disampaikan pada Jumat, 28 Mei 2021.

Agung mengatakan kesalahan lainnya akun sosmed lembaga pemerintahan yaitu informasi yang disampaikan hanya berjalan satu arah.

“Social media diperuntukan untuk bersosialisasi. Makanya jangan memposting hanya satu arah. Terkait ini simple, buatlah SOP (standard operating procedure). Biasanya admin tidak respon feedback dari yang komen, juga tidak memberi diapresiasi. Ini yang membuat akun-akun social media lembaga negara tidak bisa menjadikan medsos alat yang sangat berguna,” jelas Agung.

Dia juga menyebut kesalahan lainnya akun lembaga negara adalah tidak menggunakan fitur platform medsos secara optimal. Masing-masing platform punya keunggulan fitur yang berbeda-beda.

Menulis cicitan status di media sosial Twitter, kata Agung, terbatas hanya sepanjang 280 karakter. Alih-alih menjadi sebuah kekurangan, status singkat tersebut justru bisa menjadi wadah informatif dan menginspirasi jika dilakukan dengan tepat.

“Twitter bisa menjadi tempat mengekspresikan diri dan eksis, hanya saja caranya berbeda dengan platform lain. Agar bisa memberikan pengaruh, upayakan status tersebar luas, membuka percakapan, dan membahas topik spesifik,” ujarnya.

“Pertama, buat lebih banyak cicitan. Jangan ragu menyampaikan pandangan apapun di Twitter, asal sesuai norma dan aturan. Status yang mudah diterima adalah yang autentik, manusiawi, dan memuat humor,” tutur Agung.

Kedua, akun lembaga negara juga perlu melihat tren yang ramai dibahas di Twitter. Jika sudah menemukan topik tertentu, beri komentar atau ulas topik itu dengan cara sendiri. Berkontribusilah dan beri makna dalam percakapan di dunia maya.

Hal ketiga yang dianggap penting oleh Agung adalah temukan persona khas. Dia menyarankan untuk konsisten dengan gaya komunikasi di Twitter. Misalnya, menggunakan persona kocak, serius, informatif, atau lainnya. Usahakan unik agar menonjol dari yang lain.

“Keempat, mencantumkan medium lain pada status. Saat ini, Twitter sudah menghadirkan banyak media yang bisa disematkan, mulai dari foto, video, gambar bergerak, jajak pendapat, galeri hidup, juga tautan situs,” kata Agung.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

64  +    =  71