Nasional

Ari Nurchahyo: Pancasila Mesti Bebas dari Kepentingan Politik Praktis

Channel9.id – Jakarta. Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurchahyo menyampaikan, Pancasila merupakan hasil dari produk kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Pancasila bukan sekedar konsensus, melainkan sebuah produk pemikiran para founding father yang berbicara tentang cita-cita kebangsaan.

Namun, sejak dilahirkan hingga sekarang, pembahasan Pancasila tidak terlepas dalam ketegangan dan kepentingan politik. Ada saja elite politik terutama di pusat kekuasaan, yang membahas Pancasila demi kepentingan golongan dan kepentingan pragmatis.

“Masalah pancasila terletak pada politik. Pancasila dari masa ke masa sejak dulu, dilahirkan, dirumuskan dan sampai hari ini, Pancasila selalu dalam ketegangan politik dan kepentingan politik,” kata Ari dalam Dialog Daring ‘Pewarisan Pancasila dalam Pembelajaran Sejarah Kekinian’ yang diadakan PARA Syindicate, Senin 7 Juni 2021.

“Pembahasan Pancasila karena kepentingan kelompok, kepentingan golongan, kepentingan pragmatis, kepentingan jangka pendek, kepentingan kekuasaan. Tidak ada lagi pembahasan Pancasila tentang cita-cita kebangsaaan,” lanjut Ari.

Menurut Ari, hal itu yang membuat kaum muda kritis terhadap elite politik. Kaum muda melihat elite politik sebagai kelompok hipokrit karena Pancasila hanya diungkapkan di mulut saja, tidak dalam tindakan.

“Justru akhirnya keteladanan ini tidak ada. Anak muda sekarang kelompok yang sangat kritis. Karena tak ada keteladanan dari para elite politik terutama di ranah politik. Sehingga pancasila itu, hanya manis di bibir tapi pahit ditindakan, yang terjadi adalah gap antara anak muda dan elite politik. Pancasila tidak terjemahkan, tidak termanifestasikan dalam tindakan terutama tindakan para tokoh para pemimpin politik,” ujar Ari.

Ari pun meminta elite politik untuk berkaca kepada negara lain dalam mengamalkan nilai-nilai kebangsaan. Jepang misalnya, ketika istri pejabat ketahuan memperoleh gratifikasi, suaminya mengundurkan diri sebagi pejabat pemerintah dan meminta maaf. Bahkan, perdana menteri Jepang pun meminta maaf kepada publik atas ulah pejabat tersebut.

“Mestinya Pak Jokowi jika ada menteri yang korupsi bisa minta maaf kepada publik karena menterinya korupsi. Permintaan maaf itu hal yang sederhana tapi akibatnya terhadap berpancasila sangat luar biasa. Karena Jokowi adalah pemimpin negara, kepala negara, dan kepala pemerintahan,” kata Ari.

Ari pun menyatakan, penafsiran nilai-nilai Pancasila seharusnya tidak dilakukan secara politik, tetapi dilakukan secara kebudayaan. Menurut Ari, nilai-nilai Pancasila hidup di dalam alam kebudayaan Indonesia.

“Nilai-nilai Pancasila hidup dalam kebudayaan. Berbicara gotong royong, berbicara solidaritas, berbicara kerukunan beragama dengan masalah-masalahnya, toleransi, saling menghormarti kemanusian, dan semangat saudara setanah air” kata Ari.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

67  +    =  70