Channel9.id-Jakarta. Sekelompok peneliti merekomendasikan untuk tak mengonsumsi suplemen beta karoten atau vitamin E. Alih-alih mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular, menurut mereka, mengonsumsi suplemen tersebut justru tak memberi manfaat yang jelas. Bahkan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan ini.
Temuan itu dirilis oleh Satuan Tugas Layanan Pencegahan AS (USPSTF) pada Selasa (21/6) lalu. USPSTF sendiri merupakan organisasi yang didanai pemerintah namun independen, yang dikelola oleh para ahli luar secara sukarela. organisasi ini secara rutin membuat dan memperbarui rekomendasi tentang topik yang terkait dengan pencegahan penyakit, seperti perlunya skrining kanker di kalangan masyarakat umum. Nasihat mereka secara luas diikuti oleh dokter, dan bahkan mempengaruhi pihak asuransi.
Baca juga: Tak Disangka, Hal Ini Pengaruhi Kadar Vitamin D di Tubuhmu
Pada 2014, USPSTF melihat bukti penggunaan suplemen sebagai cara untuk mengurangi risiko kanker dan penyakit kardiovaskular. Teorinya mengatakan bahwa peradangan dan stres oksidatif bisa menjadi faktor utama penyebab kedua kondisi tersebut. Pun disebutkan bahwa mengonsumsi suplemen tersebut berpotensi memberi efek anti-inflamasi atau antioksidan.
Namun saat itu, para ahli mengaku tak punya data yang cukup untuk membuktikan klaim tersebut didapat dari suplemen beta karoten atau vitamin E.
Untuk vitamin E, mereka tak menemukan bukti kuat tentang efek perlindungan. Sementara untuk beta karoten, mereka menemukan sejumlah bukti bahwa mengonsumsi suplemen ini secara teratur justru bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.
Meskipun ada lusinan penelitian yang relevan dengan topik itu diterbitkan sejak 2014 (total 84 dianalisis oleh gugus tugas), rekomendasi mereka tak berubah. Mereka menemukan bahwa “bahaya suplementasi beta karoten lebih besar daripada manfaatnya, alih-alih mencegah penyakit kardiovaskular atau kanker.” Mereka juga tak menemukan manfaat dari mengonsumsi vitamin E.
Selain itu, mereka tak menemukan bukti yang cukup untuk merekomendasikan mengonsumsi suplemen multivitamin atau multimineral untuk mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular.
Dalam jurnal para peneliti dari Northwestern Medicine yang diterbitkan di JAMA, penulis menegaskan bahwa mengonsumsi suplemen hanya “membuang-buang uang”. Mereka mencatat bahwa jika suplemen ini menurunkan risiko kematian, manfaatnya mungkin sangat kecil. Tetapi bahkan manfaat itu tidak pasti, karena bidang ini dipenuhi dengan studi yang dilakukan dengan buruk atau tidak sesuai standard.
Mereka juga berargumen bahwa persepsi suplemen sebagai obat penyembuh segalanya—dipicu oleh iklan dari industri suplemen bernilai miliaran dolar—adalah gangguan yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Sebab masyarakat cenderung memilih suplemen ketimbang aktivitas yang menyehatkan seperti olahraga atau menjaga pola makan yang sehat.
Meski begitu, ada kelompok tertentu yang pasti mendapat manfaat dari suplementasi. Vitamin prenatal, misalnya, direkomendasikan selama kehamilan untuk memastikan janin mendapat asam folat. Selain itu, ada pula orang yang memiliki nutrisi tertentu yang rendah seperti vitamin D, sehingga suplemen bisa mengatasi masalah ini.