Nasional

Aktivis Orde Baru Rilis Buku Sejarah “ALDERA”, Ada Pesan untuk Para Mahasiswa

Channel9.id-Jakarta. Jatuhnya rezim Orde Baru tak bisa dilepaskan dari gerakan mahasiswa. Sejak awal 1970-an hingga 1998, mereka aktif berkonsolidasi dan melakukan aksi protes kepada rezim Orde Baru yang dianggap lalim. Dalam prosesnya, mahasiswa membutuhkan wadah atau bendera organisasi untuk melancarkan aksi tersebut. Satu di antara sekian banyak wadah itu ialah Aliansi Demokrasi Rakyat atau ALDERA.

Namun demikian, catatan mengenai kiprah ALDERA belum terangkum dengan rapih. Maka dari itu, para aktivis yang pernah bergabung di dalamnya berinisiatif menerbitkan buku yang mencatat sejarahnya. Buku ini berjudul “ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1998”, dan baru diluncurkan pada Jumat, 28 Januari 2022.

“Buku ini juga merekam perjalanan penting sejarah reformasi,” ujar mantan Sekjen ALDERA Pius Lustrilanang—yang kini menjadi Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pada acara peluncuran buku tersebut, dikutip dari kanal YouTube Penerbit Buku Kompas.

Pius mengatakan bahwa buku “ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1998” ditulis murni berdasarkan ingatan para pelaku sejarah. Ia mensyukuri kawan-kawannya, dari Jakarta, Bogor, Bandung, hingga Surabaya, yang bergabung di ALDERA masih ada dan bisa dihubungi

“Besyukur mereka masih hidup. Meski mengandalkan ingatakan, data tetap diverifikasi dengan bukti-bukti tertulis yang terserak di media,” sambung dia.

Lebih lanjut, Pius hingga hari ini percaya bahwa pergerakan mahasiswa merupakan elemen penting bagi sejarah Indonesia. Menurutnya, gerakan mahasiswa akan selalu muncul “apabila politisi dan para penguasa mengabaikan atau tak lagi mendengar rakyat.”

Ia kemudian berpesan kepada para mahasiswa agar jangan sekadar kuliah, tetapi juga aktif dalam berorganisasi. “Jika rakyat memanggilmu, kalian harus turun ke jalan. Jangan mengkhianati hari Nurani,” pungkasnya.

“Saya juga berharap semangat para demonstran masa tak pernah surut. Kita harus melawan ide-ide otoritarian di mana pun itu berada,” lanjut dia. “Kita harus lawan ide perpanjangan masa jabatan. Kita harus melawan 3 periode. Reformasi ini kita bangun—meski hanya demokrasi prosedural, tapi yang utama adalah pembatasan masa jabatan presiden.”

“Saya bersyukur buku ini akhirnya terbit. Perlu waktu dua tahun untuk menulisnya,” kata Pius. “Saya percaya buku ini bisa menginspirasi teman-teman mahasiswa.”

Pius menambahkan bahwa kendati baru diluncurkan pada 28 Oktober 2022, buku tersebut sudah dipasarkan pada 12 Oktober. Tercatat bahwa sudah ada lebih dari 52 ribu cetakan yang terjual.

Untuk diketahui, ALDERA yang mendeklarasikan dirinya sebagai gerakan politik turut mendorong proses perubahan sosial di Indonesia sejak awal dasawarsa 90-an. Pun ikut berandil dalam menumbangkan rezim Orde Baru, yang dipimpin oleh Jenderal Suharto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

25  +    =  33