Channel9.id – Jakarta. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengungkapkan alasan PBNU memberhentikan Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari jabatan Ketua PBNU. Gus Fahrur menegaskan pemberhentian tersebut sebagai bentuk penertiban rangkap jabatan di partai politik (parpol).
“Itu penertiban aturan saja, bukan soal pilpres tapi rangkap jabatan pengurus harian di partai politik,” kata Gus Fahrur kepada wartawan, Selasa (12/12/2023).
Gus Fahrur membantah pemberhentian Nusron terkait dengan Pilpres 2024. Ia mengatakan aturan yang melarang rangkap jabatan di parpol sudah berlaku sejak lama.
Nusron Wahid diketahui menjabat Kepala Bappilu Partai Golkar dan Gus Falah menjabat Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP.
“Ini memang sudah ada aturan sejak lama. Bentuk komitmen khittah NU sebagai ormas keagamaan dan dakwah,” tutur Gus Fahrur.
Menurutnya, keputusan memberhentikan Nusron Wahid dan Gus Falah merupakan sikap tegas PBNU yang berada di posisi netral bersama umat.
“Ya. Agar pimpinan NU tidak terikat dengan partai politik manapun,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan pergantian kepengurusan antarwaktu masa khidmah 2022-2027. Dalam pergantian kali ini, PBNU memberhentikan dengan hormat Nusron Wahid hingga Nasyirul Falah Amru dari jabatan Ketua PBNU.
Melansir laman resmi PBNU, Selasa (12/12/2023), pergantian kepengurusan tersebut berdasarkan Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027. Surat ini dikeluarkan PBNU pada 15 November 2023 lalu.
Tak hanya Nusron dan Nasyirul, PBNU turut memberhentikan dengan hormat KH Muhammad Syakrim dan KH Muhammad Hatim Salman dari Mustasyar PBNU. Selain itu, PBNU juga memberhentikan dengan hormat KH Subhan Makmun dari Rais PBNU.
Dalam SK itu, tidak dijelaskan secara rinci alasan PBNU memberhentikan dengan hormat tokoh-tokoh tersebut.
PBNU juga menetapkan KH Ubaidillah Ruhiat dan KH Muhib Aman Aly sebagai Rais Syuriyah PBNU. KH Subhan Makmun yang semula menjabat Rais PBNU menjadi A’wan PBNU sisa masa khidmah 2022-2027. Selanjutnya, Prof Rumadi menjadi Ketua PBNU sisa masa khidmah 2022-2027.
“Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dalam penetapannya terdapat perubahan dan/atau kekeliruan, Surat Keputusan ini akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya,” demikian bunyi poin kesembilan surat tersebut.
Baca juga: PBNU Berhentikan Nusron Wahid hingga Nasyirul Falah Amru Dari Posisi Ketua
HT