Ancaman Intoleransi Bukan dari Pesantren
Nasional

Ancaman Intoleransi Bukan dari Pesantren

Channel9.id-Jakarta. Indonesia saat ini menghadapi ancaman intoleransi. Menurut Ketua Badan Wakaf Pesantren Tebuireng (BWPT) KH Abdul Halim, ancaman tersebut bukan berasal dari pesantren.

KH Abdul Halim menjelaskan bahwa ancaman intoleransi itu bertolak dari kemunculan gerakan puritanisme Islam dari Timur Tengah—seperti Wahabisme dan Ikhwanul Muslimin. Nilai-nilai gerakan ini kemudian meluas melalui pergaulan sosial dan penggunaan internet.

“Ancaman intoleransi bukan dari pesantren, biasanya dari perguruan pengajian,” pungkasnya dalam seminar daring bertajuk “Peran Pesantren dalam Literasi Keagamaan untuk Mencegah Perpecahan dan Mempekuat Kerja Sama Antarumat Beragama” yang digelar oleh Institut Leimena dan BWPT, Selasa (22/11).

Perguruan pengajian yang dimaksud, kata dia, melingkupi pengajian pelajar, mahasiswa, hingga kantoran atau profesi. Pun kerap digelar di perumahan atau toko khusus muslim.

KH Abdul Halim mengatakan bahwa nilai-nilai intoleransi didapat dari mereka yang mendalami, misalnya, Wahabisme atau Ikhwanul Muslimin di Timur Tengah atau terpapar internet. “Dari mereka, muncul ide eksklusivisme,” imbuhnya.

Sementara itu, lanjut KH Abdul Halim, pesantren belajar dari kitab klasik yang mengajarkan akhlak dan toleransi.

“Pesantren sudah memberi bekal kepada santri untuk menjaga hubungan dan menghormati kebergamanan. Apalagi, mereka juga mengkaji hal tersebut berdasarkan Alquran,” tandas dia.

Lebih lanjut, KH Abdul Halim “ingin mendorong pesantren agar nilai-nilai dari pesantren itu mencegah intoleransi, juga radikalisme.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  89  =  91