Politik

Anggota DPRD Jakarta Fraksi PSI Nilai KRL Harus Tetap Beroperasi

Channel9.id-Jakarta. Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana menilai, kereta rel listrik (KRL) dinilai harus terus beroperasi selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurutnya, moda transportasi ini masih dibutuhkan pekerja di sektor-sektor yang diizinkan beroperasi selama PSBB.

“Banyak tempat usaha nonesensial yang tetap buka dan sebagian besar masyarakat adalah pekerja nonformal. Akibatnya banyak dari warga yang tetap bepergian ke luar rumah,” katanya, Jumat (17/4).

Menurutnya, sebagian warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menjadikan KRL sebagai transportasi andalan. Insiden penumpukan penumpang pada Senin, 13 April 2020, membuktikan hal tersebut.

“PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengurangi jadwal perjalanan, hasilnya di stasiun-stasiun malah terjadi penumpukan penumpang dan mereka berdesakan di dalam gerbong kereta. Itu terjadi di Stasiun Bogor dan Manggarai,” ucap William.

Ia menilai pengurangan jumlah perjalanan tersebut dilakukan secara tiba-tiba tanpa sosialisasi yang baik. Kebijakan itu juga langsung digelar pada awal pekan tanpa memperhitungkan potensi jumlah penumpang.

William menyarankan KRL tetap berjalan dengan jumlah perjalanan yang normal. Hal ini diperlukan agar tidak ada penumpukan penumpang di stasiun dan penumpang yang berdesakan di dalam gerbong.

Bila ingin mengurangi jumlah perjalanan, kata dia, KAI harus menjalankannya bertahap dengan memperhitungkan kondisi di lapangan. Jumlah perjalanan bisa dikurangi setelah penumpang menyusut.

Opsi lainnya, KAI diminta tetap mengoperasikan KRL secara normal setiap Senin untuk melihat kondisi penumpang. Setelah itu, langkah-langkah lain dijalankan untuk mengurangi penumpang.

Pemerintah, lanjut dia, harus menyediakan alternatif transportasi yang memadai. Warga diharap tidak beralih ke sepeda motor yang rawan kecelakaan.

“Jangan sampai nanti warga malah pindah ke angkot ilegal, yang mana di angkot ini biayanya jauh lebih mahal dan penumpang berjejalan di dalamnya,” jelas William.

(virdika rizky utama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  56  =  63