Channel9.id-Jakarta. Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menyatakan kecewa dengan pernyataan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly terkait ‘kriminal di Priok’.
Sahroni, yang berasal dari Priok, menilai tak semua masyarakat memahami bahasa intelektual yang disampaikan Yasonna.
“Karena ini condong pada satu wilayah. Gua menyampaikan kekecewaan karena faktor wilayah, di mana gua lahir dan besar di situ tidak menemukan kriminalitas yang luar biasa. Sama saja di manapun di Indonesia ada kriminalitas dan kemiskinan,” kata Sahroni di gedung MPR /DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1).
Kendati begitu, Sahroni mengapresiasi permintaan maaf yang disampaikan Yasonna. Ia pun meminta Yasonna tak membawa-bawa aspek wilayah dalam pernyataannya.
“Tapi saya apresiasi karena dalam hal ini menyampaikan permintaan maaf agar tidak berkepanjangan. Mungkin di depan media, publik hanya bisa melihat pembicaraan umum. Tapi kalau bicara ilmiahkan, ini peringatan kepada semua orang untuk tidak mengatakan pada aspek wilayah. Karena semua wilayah adalah NKRI,” ujarnya.
Sahroni menegaskan tak ada ketegangan antara dirinya dan Yasonna. Ia meminta pernyataan Yasonna soal ‘kriminal di Priok’ itu tak diperpanjang.
“Nggak lah, sudah selesai per hari tadi malam. Sama Tanjung Priok-Pak Yasonna wis (sudah) selesai. Apresiasi, case closed, udah tidak perlu diperpanjang,” tegasnya.
Menurut Sahroni, pernyataan Yasonna soal Priok itu hanya selip lidah. Politikus NasDem itupun menyampaikan kecintaannya pada Tanjung Priok.
“Manusia itu kadang ada slip tongue, ada slip tongue, nggak apa-apa lah. Namanya orang punya kekurangan mungkin salah infomasi itu biasa,” ujar Sahroni.
“Ada yang bilang gua yang ngendaliin demo, sama orang demo pun kagak kenal gua. Kalau ngomong Priok iya, gua adalah darah dari Priok, yang dari gembel sampai sekarang gua tetap di Priok, dan tetap Priok adalah my country,” pungkasnya.
(vru)