Channel9.id-Jakarta. Anggota Komisi IX DPR FPAN, Saleh Partaunan Daulay, meminta pemerintah memperhatikan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri, khususnya di Malaysia, yang mengalami kesulitan akibat lockdown.
“Saya menerima banyak pengaduan terkait masalah ini. Termasuk dari organisasi Pusat Penyelesaian Permasalahan WNI di Malaysia, juga dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia,” katanya kepada wartawan, Jumat (27/3).
Atas kondisi itu, ia meminta Kementerian ketenagakerjaan segera merumuskan langkah dalam memberikan bantuan kepada PMI. Mereka banyak bekerja di sektor informal seperti buruh bangunan, buruh pabrik, restoran, cleaning service, dan lain-lain.
Mereka yang bekerja di sektor informal ini rata-rata menerima gaji harian atau mingguan. Dengan kondisi lockdown dipastikan mereka tidak bisa bekerja, terutama mereka yang tidak memiliki kontrak kerja resmi.
“Pihak majikan tentu dengan mudah melepas mereka tanpa beban. Akibatnya, mereka akan tinggal di rumah atau tempat kos-kosan tanpa penghasilan. Sehingga keuangannya menipis dan belum tentu bisa bertahan hingga 14 April,” ujarnya.
Selain itu, banyak juga PMI di Malaysia yang tergolong kelompok non-prosedural. Mereka dikelompokkan sebagai pendatang asing tanpa izin (PATI). Ada yang bekerja tidak sesuai dengan bidang permit (izin) kerjanya. Seperti di perkebunan, tapi dipekerjakan di restoran dan lain-lain. Artinya, banyak PMI yang tidak memiliki majikan resmi.
Oleh karena itu, Saleh minta pemerintah memberikan bantuan berupa makanan dan minuman (sembako) selama masa lockdown diberlakukan. Selain itu, PMI berharap dapat diberi bantuan alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan lainnya. Dan bagi yang ingin pulang ke kampungnya, mereka ingin agar difasilitasi dan diberikan kemudahan.
“Yang paling penting kehadiran pemerintah harus dirasakan oleh mereka. Mereka adalah warga negara yang sedang berjuang untuk keluarganya,” katanya.
(virdika rizky utama)