Channel9.id – Jakarta. Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh karena memutuskan secara sepihak capres usungan Koalisi Perubahan Anies Baswedan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Pasalnya, menurut Demokrat, Anies Baswedan sebelumnya sudah mantap memilih Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendampingnya di Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut Anies bahkan sempat mengatakan kepada AHY untuk menjadi cawapresnya. Hal itu, kata Riefky, disampaikan Anies usai ditelefon oleh ibu dan guru spiritualnya.
“Khusus pada pertemuan dengan salah satu parpol yang mengundang perhatian publik, Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY, ‘Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY,’” ujar Riefky dalam keterangan tertulis yang diterima Channel9 pada Kamis (31/8/2023).
Sebelum dihubungi oleh ibu dan guru spiritualnya, kata Riefky, Anies diusung oleh Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat, dan PKS sebagai capres di Pilpres 2024. Hal itu termaktub dalam Piagam Koalisi yang ditandatangani ketiga ketua umum partai tersebut.
Dalam Piagam Koalisi itu pula, Anies diberi kewenangan untuk menentukan sendiri cawapresnya..
“Secara formal, Koalisi Perubahan untuk Persatuan diresmikan 14 Februari 2023 dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga ketua umum partai, yang berisi 6 butir kesepakatan, yaitu: 1) Namanya Koalisi Perubahan untuk Persatuan; 2) Sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai Capres; 3) Capres diberikan mandat untuk menentukan Cawapresnya dengan kriteria yang telah ditentukan,” jelas Riefky.
“4) Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pasangan Capres-Cawapres dideklarasikan; 5) Capres diberi keleluasaan untuk memperluas dukungan politik; 6) Untuk menyelenggarakan keputusan KPP, dibentuk sekretariat. Piagam koalisi itu dilandasi oleh asas keadilan dan kesetaraan,” sambungnya.
Namun, ia mengatakan, keputusan sepihak Surya Paloh meminang Cak Imin sebagai sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya. Sebab, kata Riefky, keputusan itu diambil tanpa sepengetahuan partai lain di Koalisi Perubahan, yakni Demokrat dan PKS.
“Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS. Malam itu juga, Capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu,” bebernya.
“Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” imbuh Riefky.
Riefky menyebut keputusan Surya Paloh itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan yang digaungkan oleh koalisi pengusung Anies. Ia juga menuding Anies berkhianat terhadap mandat untuk memimpin koalisi tersebut dan lebih patuh kepada Surya Paloh untuk terus mengulur jadwal deklarasi cawapres pendampingnya.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” pungkasnya.
Baca juga: Merasa Dikhianati Anies, Demokrat Bakal Rapat Majelis Tinggi, Bahas Kelanjutan Koalisi
HT