Channel9.id – Jakarta. Safari politik Anies Baswedan ke daerah-daerah belum berhasil mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya sebagai capres, bahkan di kalangan pemilih Partai NasDem saja ia masih kalah oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Hal itu terungkap dari hasil survei Indopol Survey & Consulting yang merilis tingkat loyalitas pemilih partai terhadap Bakal Calon Presiden dalam penelitian terbarunya.
Berdasarkan hasil survei ini, 50 persen pemilih NasDem di Jawa Timur pada Pemilu 2024, ternyata justru memilih Ganjar Pranowo. Padahal, NasDem sebelumnya sudah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Bahkan, persentase pemilih NasDem yang menjagokan Anies sangat kecil, yakni hanya 16,7 persen, juga di bawah bakal calon presiden lain Prabowo Subianto dengan 25 persen.
Direktur Eksekutif Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto menyebut ada berbagai penyebab membuat pemilih NasDem tak searah dengan kebijakan partai.
Pertama, sosok Anies yang belum banyak diterima masyarakat Jawa Timur.
“Ganjar memang masih memimpin dari sisi elektabilitas. Selain itu juga belum masifnya Partai NasDem dalam menyosialisasikan figur Anies sebagai Bacapres,” ujar Ratno di Surabaya, Sabtu (15/4/2023).
Penyebab lainnya, NasDem belum memiliki basis pemilih loyal di Jawa Timur.
Ratno menuturkan, masalah loyalitas pemilih sebenarnya juga dihadapi partai di Pemilu.
Hal ini pula yang membuat NasDem belum bisa menembus 5 besar perolehan tertinggi menurut survei ini. Dengan elektabilitas 6,2 persen, NasDem masih di bawah PDI Perjuangan drngan angka 20,1 persen, Gerindra 16 persen, PKB 14,6 persen, Golkar 10,2 persen, dan Demokrat 8,4 persen.
Padahal,.menurut hasil survei, capres yang diusung sebuah partai sebenarnya memberikan dampak ikutan kepada partai politik. Menggunakan pertanyaan “Alasan utama yang menjadi pertimbangan partai politik”, jawaban tertinggi adalah karena capres yang didukung partai sama dengan pilihan pemilih, dengan persenstase 13,8 persen.
“Alasan ini lebih tinggi dibanding jawaban ‘program yang berpihak kepada rakyat’ (11,6 persen), ‘sudah biasa memilih partai tersebut’ (8,7 persen), maupun alasan ‘calon legislatif partai tersebut’ (8,7 persen),” tutur Ratno.
Tak hanya NasDem, hal yang sama juga terjadi pada PKS. Sebagai bagian dari koalisi perubahan, pemilih PKS justru lebih banyak mendukung Prabowo Subianto, sebesar 38,1 persen, dibandingkan Anies Baswedan sebesar 33,3 persen, dan Ganjar Pranowo 19 persen.
Dari sisi elektabilitas, PKS pun jatuh dan hanya mendapatkan 1,7 persen, disusul Perindo dengan 3,7 persen dan PBB 3,3 persen.
“Sebagai catatan, kekuatan PKS juga ada pada calegnya. Biasanya, suara PKS naik karena banyaknya yang memilih caleg dibandingkan partai,” ungkap Ratno.
Sebaliknya, partai yang mendapatkan sambutan positif dari pemilih di Jatim adalah Demokrat. Dengan tingkat elektabilitas 8,4 persen, partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini bersaing di lima besar.
“Pun dari sisi pemilih Capres, 29 persen pemilih Demokrat mendukung Anies. Sedangkan pemilih Demokrat yang memilih Ganjar hanya 22,7 persen dan Prabowo sebanyak 13,6 persen,” ungkapnya.
Untuk bisa mendapat dampak ikutan dari capres yang diusung, Koalisi Perubahan masih memiliki peluang. Meskipun, hal ini harus dibarengi tugas besar untuk meyakinkan pemilih di Jawa Timur.
“Survei ini menunjukkan bahwa sosialisasi figur Anies belumlah optimal,” katanya.
Tapi, dengan elektabilitas Ganjar yang masih di bawah 40 persen, peluang Anies untuk menyalip tetaplah terbuka. Apalagi masih ada kurun waktu sekitar 10 bulan sebelum Pemilu 2024 digelar pada 14 Februari 2024.
“Segala kemungkinan masih sangat bisa terjadi. Terpenting, sosialisasi soal capres yang diusung harus terus dilakukan,” Ratno menuturkan.
Untuk diketahui, hasil Indopol Survey & Consulting terbaru di Jawa Timur ini menempatkan Ganjar di posisi teratas. Dari sisi popularitas (top of mind) misalnya, Ganjar memimpin jauh dengan persentase 26,9 persen.
Politisi PDI Perjuangan ini unggul jauh dibandingkan figur lain seperti Ketua Umum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (16,3 persen), hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (9,8 persen).
Menggunakan pertanyaan terbuka, sosok politisi berdarah Jawa Timur seperti Mahfud MD (1,6 persen) dan Khofifah Indar Parawansa (1,3 persen) masuk di jajaran lima besar survei popularitas.
“Hanya Ganjar, Prabowo dan Anies yang memiliki elektabilitas di atas 9 persen. Lainnya di bawah 5 persen,” jelas Ratno.
Survei ini dilakukan pada periode 16-24 Maret 2023 dengan melibatkan 1040 responden dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Menggunakan metode multistage random sampling, tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error di angka 3,1 persen.
Baca juga: Survei Indopol: Elektabilitas PDI-P 21,6 Persen Diikuti Gerindra dan Golkar
Baca juga: Muzani: Calon Pemimpin Tak Hanya Bermodalkan Popularitas, Tapi Juga Berintegritas
HT