Channel9.id – Jakarta. Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengomentari fenomena pinjaman online (pinjol) untuk pembayaran uang SPP mahasiswa, seperti yang terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurutnya, fenomena itu terjadi karena semakin minimnya anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk pendidikan tinggi.
“Ya, ini gejala. Masalahnya adalah anggaran dari pemerintah untuk pendidikan tinggi yang makin hari makin sedikit,” kata Anies kepada wartawan di Kampung Muka, Jakarta Utara, Senin (29/1/2024).
Anies mengatakan minimnya anggaran pendidikan tinggi berimbas pada beban orang tua dan perguruan tinggi yang semakin besar. Dampak tersebut, kata Anies, akan lebih dirasakan oleh kalangan masyarakat kurang sejahtera yang hendak mengenyam pendidikan tinggi.
“Sehingga beban universitas, beban institut, dan beban orang tua menjadi besar. Dalam kondisi seperti itu orang tua yang statusnya makmur bisa mendanai, tapi orang tua yang kondisinya berat akan kesulitan,” tuturnya.
Masalah tersebut, menurut Anies, harus diselesaikan dari akarnya, yakni komitmen negara untuk investasi di bidang pendidikan.
“Jadi menurut saya penyelesaiannya harus kepada akar masalahnya. Akar masalahnya adalah komitmen negara untuk investasi pada pendidikan, mereka mereka yang sedang kuliah seperti sekarang lagi kuliah misalnya kasusnya ITB, pandang itu sebagai investasi,” jelasnya.
Anies menilai pemerintah seharusnya menggelontorkan investasi lebih banyak di bidang pendidikan. Terlebih, lanjutnya, para mahasiswa itu kelak akan berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.
“Memberikan biaya untuk anak-anak ini bisa selesai dan bisa jadi insinyur nanti ketika mereka lulus produktivitas itu akan membuat perekonomian kita berkembang, pajak negara meningkat, pemasukan negara meningkat,” tutur Anies.
“Dengan apa? Dengan investasi berikan biaya itu. Jadi cara pandangnya ini investasi, lalu hasilnya kapan? Bukan pajak tahun depan. Hasilnya saat mereka produktif, mereka meningkatkan perekonomian, perekonomiannya menghasilkan uang pajak, jadi siklusnya begitu,” imbuhnya.
Sebelumnya, ITB mendapat sorotan di media sosial X lantaran menawarkan metode pembayaran kuliah dengan menggunakan platform pinjol.
Kepala Humas ITB Naomi Haswanto pun membenarkan kampusnya menggunakan lembaga keuangan untuk membantu pembayaran kuliah bagi para mahasiswanya.
“ITB (seperti PTN/PTS lain) bekerja sama dengan lembaga non-bank,” katanya, saat dihubungi, Kamis (25/1/2024), dikutip dari CNN Indonesia.
HT