Channel9.id – Jakarta. Beberapa perusahaan produsen mobil terbang menyebut siap menjual produknya pada tahun 2025-2026. Kendaraan Electric Vertical Take-off and Landing Vehicle (eVTOL) produksi Eve Holding akan terbang pada tahun 2026. Perusahaan melaporkan telah menerima pesanan produksi 3000 unit.
Berbagai perusahaan startup teknologi dikabarkan terlibat dalam perlombaan memasarkan mobil terbang. Selain Eve Holding, perusahaan Xpeng asal Tiongkok telah lakukan uji coba terbang di Uni Emirat Arab tahun lalu. Perusahaan penerbangan yang telah mapan pun ikut serta dengan penggelontoran dana terhadap pengembangan unit mobil terbang ini.
Terkait komersialisasi kendaraan yang mampu terbang verikal ini, pakar menyampaikan beberapa tantangan di pihak produsen dan regulator. Studi oleh Sheikh Shariar Ahmed dan rekan, dalam jurnal yang terbit pada 2020, ada 7 hal yang harus diperhatikan yakni, infrastruktur, keamanan, keamanan digital, lingkungan, tantangan manufaktur, kecerdasan buatan, dan perspesi masyarakat.
Kendati demikian, kendaraan terbang ini dianggap dapat menjadi potensi moda transportasi ramah lingkungan sekaligus inovasi dalam lingkungan urban. Riset oleh Sutherland, dalam jurnal Joule yang terbit pada 2019, eVTOL dapat menjadi alternative ramah hijau. Pertimbangan utamanya adalah penggunaanya untuk perjalanan lebih dari 35 km yang bisa melesat tanpa harus mengikuti jalur darat. Selain itu penggunaan tenaga listrik akan mengurangi pengeluaran gas rumah kaca.
Peneliti mencantumkan perhitungan sebagai contoh utilitas kendaraan terbang yang ramah lingkungan. Dalam perjalanan dengan jarak 100 kilometer, kendaraan terbang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca mencapai 35% dibanding dengan Internal Combustion Vehicles (ICEV). Jika dibanding dengan Battery electric vehicles (BEV), tingkat efesiensinya dapat mencapai 28%.
Namun tetap saja tidak menutup kemungkinan penggunaan kendaraan terbang dapat juga tidak efesien. Peneliti mencontohkan jika menggunakan kendaraan ini untuk jarak pendek dan perjalanan satu prang saja. Selain itu, Sutherland juga menyebut tantangan lintas sector terutama bagi regulator.