Nasional

Arief Poyuono: Wawancara Siti Fadilah dengan Deddy Corbuzier, Informasi Penting dan Bantu Jokowi

Channel9.id – Jakarta. Deddy Corbuzier melalukan wawancara dengan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari belakangan ini.

Wawancara tersebut disiarkan melalui akun Youtube Deddy yang telah mencapai 3 juta lebih pemirsa.

Wakil Ketua Partai Gerindra, Arief Poyuono menyatakan, informasi publik tersebut sangat penting dan membantu Pemerintahan Jokowi untuk menghadapi wabah corona.

Hal itu ditegaskan menyusul pernyataaan Dirjen PAS Kemenkumham. Dirjen PAS menyatakan, wawacancara tersebut tidak memiliki izin.

“Tidak ada yang salah dengan silahturahmi tersebut. Kita harus berterimakasih karena Deddy Corbuzier justru membagikan informasi dan pengetahuan yang didapatnya dari Siti Fadilah langsung ke publik. Isinya sesuai dengan garis pemerintahan Jokowi dan pelajaran tentang bagaimana menghadapi wabah Flu Burung yang bisa digunakan saat ini. Seharusnya pemerintah memetik pelajaran dari pengalaman Siti Fadilah untuk mengatasi Corona saat ini,” tegasnya berdasar rilis yang diterima, Selasa (26/5).

Terkait pernyataan Dirjen PAS, Arief menyatakan, pernyataan tersebut mengada-ngada dan justru mencoreng pemerintahan Jokowi yang sedang sibuk menghadapi Corona.

“Jangan lebailah. Bikin malu aja. Sebelumnya juga sudah berkali-kali wawancara dilakukan wartawan saat Siti Fadilah di dalam penjara. Semua media massa memuat pernyataan bu Siti yang isinya bagaimana mengatasi Corona,” katanya.

Arief juga menilai, Deddy Corbuzier tak perlu izin mengupload dokumentasi tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan hak privat Deddy.

“Sudah jelas itu hak privat Deddy mengupload dokumentasi tersebut, yang justru menjadi hak publik untuk tahu. Ingat ini bukan jaman Orde Baru lagi, yang semua hak publik bisa didapat kalau ada ijin,” ujarnya.

Ketimbang mengurusi Deddy, Arief menyarankan, Kemenkumham melakukan evaluasi dan mengurus semua tahanan yang positif Corona dan berbahaya bagi tahanan yang lain. Bila dibiarkan, maka kemenkumhan bersalah karena melakukan pembiaran yang membahayakan nyawa orang lain.

“Melepaskan penjahat kriminal beberapa waktu lalu sudah salah karena justru membahayakan masyarakat. Sekarang dengan memasukan orang beresiko seperti Siti Fadilah kembali ke penjara Pondok Bambu yang sudah daerah merah corona tambah salah lagi,” ujarnya.

Arief Poyuono juga menekankan tindakan mengembalikan Siti Fadilah Supari ke dalam penjara Pondok Bambu bertentangan dengan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan akal sehat. Seharusnya pemerintah segera mengambil pelajaran dari pengalaman Siti Fadilah dalam menghadapi Flu Burung.

“Sudah benar mengeluarkan Siti Fadilah dari Pondok Bambu yang berisikan 50 orang lebih positif Corona. Koq malah sekarang dibalikin lagi kedalam? Kemenkumham apa gak paham ini keadaan darurat? Mengembalikan ke Pondok Bambu itu upaya pembunuhan pakai Corona terhadap Siti Fadilah,” tegasnya.

Ia mengingatkan sudah menjadi pengetahuan publik, kondisi penjara yang terisolasi dengan 50 orang positif didalamnya, Siti Fadilah sangat rentan terpapar Corona.

“Usianya sudah diatas 70 tahun. Penyakitnya asthma, outoimmune dan berbagai penyakit lainnya, dikurung di dalam penjara dan tidak bisa diakses. Mengembalikan ke Pondok Bambu itu tindakan sengaja. Kalau terjadi sesuatu siapa yang tanggung jawab?” tegasnya

(Hendrik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

21  +    =  25