Channel9.id-Jakarta. Pihak militer Myanmar menggunakan kekuasaannya untuk melakukan kudeta melawan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada Minggu (31/01) dini hari waktu setempat. Militer juga menahan para pemimpin partai pimpinan Suu Kyi, National League for Democracy (NLD).
Dilansir Reuters, Militer Myanmar mengatakan penahanan dilakukan atas tuduhan melakukan kecurangan pemilu, dan kekuasaan diserahkan kepada panglima militer Min Aung Hlaing. Sebuah statiun televisi milik militer menyebut, militer memberlakukan negara dalam keadaan darurat selama satu tahun.
Baca juga: Facebook Akui Jadi Dalang Kekerasan di Myanmar
Tentara mengambil alih balaikota Nyapyitaw. Saluran telepon di ibu kota Naypyitaw terputus, dan stasiun TV di Yangoon tidak dapat melakukan siaran beberapa jam sebelum parlemen terpilih duduk untuk pertama kalinya usai memenangkan pemilihan umum pada November 2020.
Suu Kyi, peraih Nobel perdamaian, yang berusia 75 tahun, berkuasa setelah memenangkan pemilu pada 2015. Hal itu disebut menjadi kemenangan besar usai beberapa dekadi Suu Kyi menjadi tahanan rumah junta militer yang berkuasa. Suu Kyi pun menjadi ikon internasional dalam perjuangan melawan diktator.
Namun, reputasi besarnya ternoda saat ratusan ribu pengungsi Rohingya melarikan diri dari pengungsian ketika terjadi operasi militer di negara bagian Rakhine pada 2017 lalu. Meski demikian, di dalam negeri Suu Kyi tetap populer.