Channel9.id-Jakarta. CEO Axiata Jamaludin Ibrahim mengatakan kepada Reuters (23/5) pihaknya tengah melakukan pembicaraan untuk membeli salah satu operator seluler pesaing yang lebih kecil. Alasannya, untuk efisiensi dan mengurangi persaingan pasar.
Namun, ia tidak menyebutkan nama operator akan dibeli. Kemungkinan satu di antara operator yang posisinya di bawah XL Axiata atau di bawah, seperti Indosat Ooredoo, Smartfren, dan Tri Indonesia. “Kecuali pemain terbesar, saya dapat memberitahukan saat ini kami sedang berbicara dengan semua orang untuk semacam pengaturan,” jelas Jamaludin.
Jamaludin membeberkan bahwa Axiata Group punya kapitalisasi pasar sekitar USD 8 miliar. Saat ini pihaknya telah melakukan uji tuntas tahun lalu, dan informasi dari itu dapat berguna jika kesepakatan akan terwujud tahun ini.
Lebih lanjut, ia mengatakan Axiata juga tengah mencari kesepakatan di Malaysia dan Sri Lanka. Diketahui, perusahaan ini juga beroperasi di Bangladesh, Kamboja, Nepal, Pakistan, Myanmar, Thailand, Laos, dan Filipina. “Saya berharap sebelum pensiun, setidaknya satu negara terjadi. Entah Malaysia, Indonesia atau Sri Lanka,” lanjutnya.
“COVID-19 menjadikannya suatu keharusan untuk berkonsolidasi, bahkan lebih dari sebelumnya, dan karenanya untuk berdiskusi dengan semua pihak menjadi sangat penting,” tandasnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate turut menanggapi rencana Axiata yang mau mencaplok salah satu operator seluler di Indonesia .
“Kalau soal akuisisi, investasi, divestasi, itu aksi korporasi, apalagi ini di antara perusahaan swasta itu menjadi keputusan bisnis, mau lepas, mau beli, itu urusan antara swasta,” terang Johnny, Selasa (26/5).
Menurutnya, pemerintah hanya berharap agar aksi korporasi itu bisa meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.
“Pemerintah paling penting itu dalam rangka konsolidasi di industri telekomunikasi agar lebih efisien, sehingga pemanfaatan spektrum lebih optimal, tentunya pelayanan kepada pelanggan, itu harapannya. Selanjutnya, (keputusan aksi korporasi) ada di korporasi,” lanjutnya.
(LH)