Lifestyle & Sport

Dad Shaming yang Kerap Dialami oleh Seorang Ayah

Channel9.id-Jakarta. Dad shaming mungkin istilah yang tidak begitu familiar di telinga banyak orang. Hal ini memang nyata adanya. Sama dengan mom shaming yang kerap menghantui para ibu, namun dad shaming ini dialami para ayah.

Ayah yang terkena dad shaming kerap mendapat kritik pedas dan direndahkan terkait pola asuh anak. Menurut sebuah penelitian, ada sekitar 52% ayah yang mengalami hal ini.

Selain itu, perlakuan dad shaming ini sering dilakukan oleh orang yang dekat dengan ayah, di antaranya istri, orang tua, atau bahkan teman-temannya. Namun, ini kerap tidak disadari dan tak terlihat.

Untuk itu, berikut ini sedikit ulasan perihal bentuk dad shaming yang dikutip dari alodokter, Selasa (1/9).

1. Dikomentari saat bermain dengan anaknya
Bermain bersama ayah identik melibatkan fisik. Misalnya berayun-ayun dan lempar tangkap di udara. Dari kegitan ini, sering memicu kritikan pedas seperti, “Mainnya kok begitu, sih? Kan bahaya untuk anak”.

Sejatinya ayah mengajak anaknya bersenang-senang. Toh, banyak ayah yang tahu sejauh mana anaknya sanggup bermain. Selain itu, bukankah ayah juga memikirkan keamanan anak.

2. Komentar perihal cara mendisiplinkan anak
Kritikan sering diterima oleh ayah adalah cara mendisiplinkan anak. Sikap tegas sang ayah kerap disalahartikan sebagai perilaku yang keras. Oleh karenanya, ayah dikritik.

Di sisi lain, jika memberi kelonggaran kepada anaknya, ayah juga dikritik lantaran dianggap terlalu memanjakan.

Perlu disadari bahwa setiap orang tua seperti ayah, memiliki cara yang berbeda dalam mendisiplin anak.

3. Dikomentari tentang tumbuh kembang anak
“Anaknya kok kurus banget?” atau “Sudah umur 2 tahun tapi belum bicara lancar?” dan lain sebagainya.

Pertanyaan dan kritik semacam itu juga kerap dilontarkan kepada si ayah. Ayah sering kali dianggap tidak memahami soal tumbuh kembang anak, nutrisi anak, atau cara mengajarkan anak, sehingga menuai kritikan.

4. Meremehkan dan tak membiarkan ayah belajar
Menjadi seorang ayah pun perlu belajar untuk merawat sang buah hati dengan baik dan benar. Namun, ada saja orang yang merasa lebih mahir membuat ayah tak punya andil atau disebut tak pantas merawat anak.

Misalnya, saat ayah sedang memakaikan baju anak, namun pekerjaan ini langsung direbut orang lain yang merasa lebih mahir lantaran ayah dinilai tidak becus.

Itu dia sejumlah bentuk dad shaming yang kerap terjadi. Sebagian ayah yang mengalami dad shaming bisa merespons perlakuan ini dengan positif dan menjadikannya bahan evaluasi diri. Sehingga, ayah terpicu untuk menjadi lebih baik.

Di sisi lain, sebagian lainnya merasa tak percaya diri dan enggan mengurus anak. Di beberapa kasus, ada juga ayah yang marah saat terkena dad shaming.

Jika perilaku dad shaming bisa membikin sedih terus-menerus, putus asa, bahkan memiliki pikiran tak pantas menjadi seorang ayah, disarankan untuk berkonsultasi ke psikolog.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  84  =  87