Channel9.id – Jakarta. Dewan Penasihat PPIM UIN Jakarta Azyumardi Azra menyampaikan, pertemuan antara ajaran Agama Islam Wasathiyah dengan kebudayaan Nusantara di Abad ke 17, adalah bukti Islam Wasathiyah sudah lama dan menjadi jati diri bangsa Indonesia.
“Sebenarnya, baik secara keagamaan maupun kebudayan Jawa, sejak abad 17, ajaran Islam Wasathiyah terdiri tiga ortodoksi, yaitu aspek kalam (teologi) Asy’ariyah-Jabariyah, fiqh mazhab Syafi’i dan tasawuf al-Ghazali. Kemudian bertemu dengan budaya nusantara yang memiliki sifat tengahan,” katanya dalam Webinar ‘Moderasi Beragama, Islam Wasathiyah, dan Kerukunan Bangsa’, Jumat (19/6).
Menurut Azra, dalam perkembangannya, pertemuan tersebut melahirkan sikap menghargai perbedaan dan mementingkan kepentingan bangsa di atas segalanya.
Meski mayoritas, kaum Islam tidak memaksa Indonesia menjadi negara berideologi Islam. Tetapi, mengakui Pancasila sebaga ideologi negara.
“Jadi tugas kita ke depan selain memperkuat Islam Wasathiyah, kita juga mengamalkan nilai Pancasila yang bisa menampung segala keberagaman,” kata Azra.
Guru Besar UIN Jakarta itu menyatakan, salah satu bentuk warisan Islam Wasathiyah di Indonesia adalah perayaan hari agama yang dijadikan sebagai libur nasional.
“Jadi kalau kita lihat Indonesia dengan umat Islam yang Wasathiyah ini, Indonesia negara yang unik, misalnya hari keberagaman dirayakan dan dilayani negara,” kata Azra.
“Oleh karena itu, Islam Watashiyah adalah masa depan Islam. Bukan tentang meletakan bom, melakukan kekerasan, bukan. Dengan Islam Wasathiyah kita bisa mengembangkan ilmu dan memunculkan inovasi,” pungkasnya.
(HY)