Channel9.id. Beberapa bulan belakangan, Amerika Serikat (AS) mendorong penyusunan aturan mengenai pengembangan kecerdasan buatan (AI). Misalnya, merilis blueprint AI Bill of Rights, menyusun kerangka kerja manajemen risiko, mengalokasikan USD140 juta untuk mendirikan tujuh Akademi Nasional yang didedikasikan untuk penelitian AI, dan mempertimbangkan seberapa privat perusahaan memanfaatkan AI.
Pada Selasa (23/5), untuk pertama kalinya sejak 2019, eksekutif merilis pembaruan untuk Rencana Strategis Litbang AI Nasional. Pun meminta masukan dan kritik kepada publik tentang masalah AI.
Departemen Pendidikan juga merilis laporan tentang efek dan risiko AI bagi siswa.
Diketahui, Rencana Strategis Litbang AI Nasional—yang digawangi Kantor Sains dan Teknologi (OSTP) dan memandu investasi pemerintah federal dalam penelitian AI, belum diperbarui sejak Pemerintahan Donald Trump. Adapun rencana ini sejatinya diharapkan bisa mempromosikan inovasi yang bertanggung jawab di bidang pelayanan publik tanpa melanggar hak publik, keselamatan dan nilai-nilai demokrasi. Lalu pada Selasa (23/5) lalu, Pemerintah AS memperbari recncana itu dan memastikan “pendekatan berprinsip dan terkoordinasi untuk kolaborasi internasional dalam penelitian AI.”
OSTP turut menekankan bahwa pemerintah federal punya peran penting untuk memastikan bahwa teknologi seperti AI dikembangkan secara bertanggung jawab dan untuk melayani rakyat AS.
“Investasi federal selama beberapa dekade telah memfasilitasi banyak penemuan penting terkait inovasi AI yang menggerakkan industri dan masyarakat saat ini. Adapun penelitian yang didanai federal telah mendorong kemajuan dalam AI,” jelas OSTP.
OSTP juga ingin mendengar pemikiran publik tentang strategi barunya dan perkembangan teknologi secara umum. Karena itu, AI mengundang “individu dan organisasi yang tertarik” untuk mengirimkan komentar kepada hampir 30 pertanyaan cepat, termasuk “Bagaimana AI dapat dengan cepat mengidentifikasi kerentanan dunia maya dalam sistem infrastruktur kritis yang ada dan mempercepat penanganannya?” dan “Bagaimana agen federal dapat menggunakan kumpulan sumber daya, keahlian, dan pelajaran bersama untuk lebih memanfaatkan AI di pemerintahan?” di Portal eRulemaking Federal sebelum pukul waktu setempat tanggal 7 Juli 2023. Tanggapan harus dibatasi hingga 10 halaman dengan font 11.
Departemen Pendidikan juga merilis laporannya tentang komitmon dan jebakan AI di sekolah pada Selasa (23/50, dengan fokus pada bagaimana dampaknya terhadap Pembelajaran, Pengajaran, Penilaian, dan Penelitian. Meskipun histeria media baru-baru ini tentang AI generatif seperti ChatGPT mengobarkan kehancuran pendidikan tinggi dengan membantu siswa menulis esai mereka, DoE mencatat bahwa AI “dapat memungkinkan bentuk interaksi baru antara pendidik dan siswa, membantu pendidik menangani variabilitas dalam pembelajaran, meningkatkan putaran umpan balik, dan mendukung para pendidik.”