Bahaya Beli Vaksin COVID-19 di Pasar Gelap
Lifestyle & Sport

Bahaya Beli Vaksin COVID-19 di Pasar Gelap

Channel9.id-Jakarta. Perusahaan keamanan siber Kaspersky melaporkan bahwa sejumlah jenis vaksin COVID-19 di jual bebas di pasar gelap internet atau darknet. Adapun vaksin yang dijual di antaranya milik Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna. Harga yang dibanderol dimulai dari Rp3,5 juta hingga Rp17,2 juta.

Untuk diketahui, untuk mengakses darknet tak bisa menggunakan koneksi internat biasa. Layanan ini baru bisa diakses dengan software, pengaturan, dan otorisasi khusus. Seringkali dibutuhkan pengaturan protokol komunikasi khusus agar bisa masuk ke darknet.

Kaspersky memeriksa 15 pasar berbeda di darknet, kemudian menemukan iklan dari tiga jenis vaksin itu. Ada pula penjual yang mengiklankan vaksin ‘COVID19’ yang tak terverifikasi.

Peneliti Kaspersky mengingatkan membeli vaksin di darknet berbahaya. “Penting bagi pengguna untuk terus berhati-hati terhadap setiap ‘kesepakatan’ yang terkait dengan pandemi, dan tentu saja, membeli vaksin dari forum Darknet bukan ide yang baik,” kata Dmitry Galov, salah satu pakar keamanan di Kaspersky.

Disebutkan pula bahwa mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Harga per dosis vaksin dibanderol berkisar antara US$250 atau Rp3,5 juta (kurs Rp14.378) hingga US$1.200 atau Rp17,2 juta dengan biaya rata-rata sekitar US$500 atau Rp7,1 juta.

“Komunikasi dilakukan melalui aplikasi perpesanan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram, sementara pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama Bitcoin,” terang Galov.

Menurut Kaspersky, saat ini dunia sedang melaksanakan vaksinasi terbesar dan rumit dalam sejarah. Jadi, tak ayal bila momentum ini digunakan para scammers dan penjual di pasar gelap untuk mendapat keuntungan.

Lebih rinci, Kaspersky mengatakan penjual di darknet rata-rata sudah menjual 100 sampai 500 transaksi. Namun, efektivitas vaksin yang dijual tak jelas, demikian pula ketepatan dosisnya. Perihal keasliannya pun dipertanyakan.

“Di sini pengguna juga bisa mendapat ‘sertifikat vaksinasi’, “sebuah potongan kertas yang dapat membantu orang bebas bepergian,” imbuh Galov.

Berangkat dari kekhawatiran itu, Kaspersky mengimbau untuk tak membeli vaksin di darknet. Apabila melihat iklan tentang sesuatu yang berhubungan dengan COVID, disarankan untuk memperhatikan URL situs yang kunjungi. Perhatikan pula tata bahasa dan tata letak di situs yang dikunjungi dan email yang diterima. Jika mencurigakan, jangan pernah mengaksesnya.

“Jika hanya satu huruf yang terlihat tak pada tempatnya, atau jika .com yang biasa telah diganti dengan .com.t atau sesuatu yang serupa dengan itu, bisa jadi itu adalah phishing. Jangan pernah memasukkan informasi pribadi di situs semacam itu,” pungkas Kaspersky.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  27  =  29