Opini

Belajarlah dari Burung Menjadikan Kau Berarti

Oleh Azmi Syahputra*

Dari burung terbang akupun belajar bahwa ada gerakan usaha dari kepak gerak dia, tak hanya diam dalam mencari rezeki. Karenanya Tuhan memberikan makanan pada burung namun tidak dengan cara melemparkannya pada sarangnya saat burung terdiam.

Melihat hal tersebut maka menjadi miris jika melihat ada orang yang berlindung dibalik kata “pasrah” yaitu keengganan berusaha untuk menutupi kemalasan, bergerak dan berusaha. Terlebih lagi jika ia malah menyalahkan keadaan dan kurang senang melihat orang lain yang terus memacu gerak, bekerja gigih, bersungguh-sungguh berupaya .

Ini adalah pemikiran yang salah kaprah pertanda kau sedang “sakit”, jika dibiarkan akan berdampak buruk, menimbulkan beban dan bahaya bagi lingkungan mu. Engkau tidak menyadari bahwa “dirimu sedang sakit” malah menyatakan orang lain lah yang sakit. Sadarlah segera, lawan pikiran dan sikap begitu agar dirimu sembuh sebelum terlambat, karena hidup dibatasi satuan waktu.

Dari terbang dan usaha burung yang kulihat tadi, terdapat sikap nilai keteladan : kesabaran akan sebuah proses (yang bergerak nyata) untuk terus menggerakan potensi yang ada, dan semangat penuh keyakinan.

Sejatinya seribu seruan tak bermakna dibanding dengan satu keteladan kecil yang nyata dan terus menerus. Maka bergerak lah, mintalah doa, mohon dimudahkan dalam perjalanan usaha mu,karena Dialah maha penentu dari hasil akhir iktiar tersebut .

Jemput kebaikan dan jadikan semua aktivitasmu menjadi penghimpun poin poin kebaikan dan keberkahan kemanusiaan karena kehormatan mu, dan harga diri bangsa salah satu indikatornya tergambar dari pola gerakmu dalam berusaha maka catatlah perjalanan hidupmu dalam kebaikan meskipun dengan lelah, karena lelah akan hilang namun kebaikan akan terus terpatri, syarat nilai sampai engkaupun tak ada lagi di dunia.

*Dosen Hukum Pidana Universitas Bung Karno

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10  +    =  12