Channel9.id-Jakarta. Pada Minggu (5/7), Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mewacanakan akan segera memproduksi massal kalung eucalyptus antivirus Corona.
Namun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menegaskan, sejatinya tidak ada klaim antivirus pada kalung tersebut. Demikian pula roll on dan inhlaer eucalyptus yang juga ini dikembangkan oleh Kementan.
Beragam produk tersebut, lanjutnya, belum diuji lebih lanjut. Namun pihaknya akan menguji lebih lanjut.
“Produk tetap harus melalui uji klinis. Kita menyadari itu belum punya. Tidak ada klaim antivirus di sini. Jadi kalung kita menyadari belum ada uji praklinis dan klinis, sehingga tidak ada klaim di situ. Butuh uji praklinis akan tetap dijalankan, segera kita lakukan itu,” ujar Fadjry dalam konferensi pers, Senin (6/7).
“Kalau pun tidak punya khasiat untuk membunuh virus corona (SARS-CoV-2), anggap saja ini kita menggunakan minyak kayu putih,” lanjut dia. Adapun khasiat umum kayu putih di antaranya meringankan gejala masalah pernapasan, pereda nyeri dan mual, juga dan memberi efek menenangkan.
Lebih lanjut, Fadjry menerangkan seluruh produk eucalyptus yang dibuat oleh Kementan berstatus sebagai jamu di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan belum sampai produk fitofarmaka–yakni obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik. Karenanya, perlu dilakukan riset dan inovasi untuk tergolong produk Obat Hebal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka.
Fadjry mengaku uji klinis membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 1,5 tahun. Sementara, lanjutnya, pihaknya baru menguji eucalyptus selama 2–3 bulan dan penelitan masih terus berjalan.
Kendati begitu, karena memiliki izin edar sebagai jamu dari BPOM, produk tersebut bisa diproduksi massal sehingga masyarakat mudah mendapatkannya. “Untuk inhaler dan roll on, produk akan siap akhir bulan Juli, sementara kalung pada bulan Agustus,” terang Fadjry.
(LH)