Tito soal beras oplosan
Ekbis

Beras Melimpah tapi Mahal, Tito Sebut Ada Perusahaan Main Oplosan

Channel9.id, Jakarta – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti adanya praktik kecurangan dalam perdagangan beras, di mana sejumlah perusahaan besar diduga mencampur beras medium dengan kualitas premium, lalu menjualnya sebagai beras premium dengan harga lebih tinggi.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan temuan tersebut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di Jakarta, Selasa (22/7/2025). Namun, ia tidak menyebut nama perusahaan yang terlibat.

“Beras kualitas premium digabung dengan kualitas medium, kemudian dijual sebagai premium. Praktik ini dilakukan oleh perusahaan, bahkan ada yang berskala besar. Bayangkan,” kata Tito.

Padahal, menurut Tito, stok beras nasional saat ini mencapai rekor tertinggi sejak 1945, yakni hampir 4 juta ton yang dikelola Perum Bulog. Meski pasokan berlimpah, harga beras justru terus naik, yang dinilai membebani masyarakat.

“Seharusnya rakyat bisa menikmati ketersediaan pangan yang melimpah, tapi harga naik karena praktik oplosan ini. Jumlah beras pun sengaja dikurangi sehingga rakyat harus menanggung biaya lebih tinggi,” tambahnya.

Tito menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) juga menemukan praktik curang lain pascapanen, termasuk pengurangan volume beras pada kemasan. Presiden Prabowo Subianto sendiri menyoroti hal serupa saat meluncurkan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten, Senin (21/7/2025).

“Misalnya, beras 5 kilogram ternyata hanya 4,5 kilogram. Setengah kilo yang hilang ini jika dikalikan jutaan kantong, nilainya sangat besar. Presiden menyebutnya penipuan,” kata Tito.

Selain pengoplosan dan pengurangan isi, Tito menambahkan distribusi beras juga menjadi masalah, terutama di wilayah terpencil seperti Kabupaten Intan Jaya yang mencatat harga beras tertinggi, mencapai Rp54.772 per kilogram. Kenaikan harga juga terjadi di daerah sekitar lumbung pangan, termasuk Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.

Tito menegaskan, harga beras kini menjadi perhatian utama pemerintah selain bahan bakar minyak (BBM), mengingat perannya sebagai kebutuhan pokok masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

66  +    =  76