Channel9.id-Jakarta. Beberapa negara berlomba membuat vaksin virus corona atau Covid-19.
Saat ini setidaknya ada 160 vaksin yang dikembangkan berbagai negara dunia, baik yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi besar maupun universitas terkemuka atau negara lainnya.
Beberapa yang terdepan dalam pengembangan vaksinnya di antaranya yaitu Rusia, Amerika Serikat (AS), dan China, negara tempat awal wabah ditemukan. Keduanya sudah melakukan tahap uji coba vaksin ke manusia dan hasilnya menunjukkan sejumlah keberhasilan.
Rusia bahkan mengklaim bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh negara tersebut telah didaftarkan dan siap digunakan. Vaksin hasil pengembangan Rusia ini dikatakan cukup efektif dan membentuk kekebalan.
Kini, Rusia menyatakan gelombang pertama vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V tersebut akan siap diuji coba ke beberapa petugas medis dalam dua pekan ke depan.
Menteri Kesehatan Mikhail Murashko mengatakan vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow akan diberikan kepada orang-orang, termasuk dokter, secara sukarela, dan akan segera siap.
Di sisi lain, vaksin dari perusahaan bioteknologi Amerika, Moderna, juga telah mencapai uji coba fase tiga. Bahkan Swiss dikabarkan hampir menandatangani kesepakatan untuk mengamankan akses untuk vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh Moderna, menurut seorang pejabat pemerintah Swiss.
Pada bulan Juli, media China melaporkan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin dan unit penelitian militer negara itu telah menunjukkan secercah harapan dalam pengujian awal ke manusia.
Sementara itu, China telah mengumumkan bahwa vaksinnya sudah dapat digunakan oleh militer, meski baru akan memulai uji coba fase tiga. Ini menjadikan CanSino perusahaan pertama yang memiliki vaksin virus corona yang disetujui untuk penggunaan terbatas.
Perusahaan China lainnya, termasuk Sinovac yang berbasis di Beijing dan Sinopharm milik negara, juga telah meluncurkan uji coba fase tiga terakhir mereka. Sinovac akan melakukan uji coba di Brasil, sedangkan Sinopharm akan menguji vaksinnya di Uni Emirat Arab.
Salah satu yang tertarik dengan vaksin China adalah Indonesia. Perusahaan farmasi milik negara, Bio Farma, telah bekerja sama dengan Sinovac untuk mengembangkan vaksin virus korona sejak April.
Perusahaan ini akan meluncurkan uji coba fase tiga akhir bulan ini, yang jika berhasil akan menghasilkan produksi hingga 250 juta dosis vaksin setahun.
Namun, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa selain vaksin Covid-19 racikan PT Bio Farma (Persero) dan perusahaan asal China Sinovac, Indonesia juga mengembangkan vaksin Covid-19 secara mandiri.
Vaksin ini dikembangkan oleh LBM Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), BPOM, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), serta sejumlah universitas di Tanah Air.
“Pemerintah juga berupaya mengembangkan vaksin sendiri yang dikembangkan dari isolat virus Covid-19 yang ada di Indonesia,” tulis Jokowi di akun Instagram resminya, Rabu (12/8/2020).
Vaksin tersebut dinamai Merah Putih dan diharapkan selesai pada pertengahan 2021 mendatang. Pemerintah pun membuka kerja sama dengan sejumlah lembaga terkemuka di dunia.
“Kita tetap membuka diri untuk bekerja sama, misalnya dengan Sinovac, Uni Emirat Arab di G20, dan dengan Korea Selatan. Kerja sama ini demi secepat-cepatnya kita bisa melakukan vaksinasi untuk seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.
IG