Hot Topic

BI Dapat Fasilitas Repo Line dari The Fed  US$60 M

Channel9.id-Jakarta. Bank Indonesia (BI) mendapatkan fasilitas fasilitas repo line atau repurchase agreement line dari bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) sebesar US$ 60 miliar. Hal itu diungkap Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Selasa (07/04).

Ia mengungkapkan, fasilitas repo line dari The Fed merupakan fasilitas yang diberikan kepada sejumlah bank sentral yang dikategorikan dalam Foreign and International Monetary Authorities (FIMA).

Perry menjelaskan, hanya beberapa negara emerging market seperti Indonesia yang mendapat komitmen dana dari bank sentral Amerika tersebut.

“Ini adalah bagian dari confident The Fed (kepada Indonesia), bahwa Indonesia punya prospek ekonomi yang bagus, dan kebijakan di bidang keuangan itu pruden. Itulah kenapa The Fed bekerja sama dengan BI dalam bentuk repo line,” katanya.

Fasilitas repo line, sambung Perry,  akan difungsikan sebagai penopang cadangan devisa yang berdampak pada stabilitas nilai tukar akibat pandemi covid-19. Nantinya, Bank Sentral AS siap menyetok dollar hingga US$60 miliar jika BI membutuhkan likuiditas dollar AS.

Meski demikian, Perry menegaskan jjika pihaknya belum memiliki rencana untuk menggunakan fasilitas tersebut. Hal ini dikarenakan cadangan devisa Indonesia dikatakan telah lebih dari cukup.

“Saya nyatakan di sini, jumlah cadangan devisa lebih dari cukup. Selain bilateral swap, kita punya repo line dengan The Fed jumlahnya US$ 60 miliar. Kami belum ada rencana untuk menggunakannya. Tapi kalau memang perlu itu kita gunakan,” lanjutnya.

Di samping dengan The Fed, Perry menyebut jika BI juga memiliki kerjasama repo line dengan Bank for International Settlements (BIS) sebesar US$2,5 miliar, Bank sentral Singapura sebesar US$3 miliar, dan bank-bank sentral lainnya sebesar US$500 juta hingga US$1 miliar.

Sebagai informasi, saat ini cadangan devisa Indonesia berada di US$121 miliar, turun sekitar US$9,4 miliar dalam sebulan akibat pembayaran utang pemerintah US$2 miliar dan stabilisasi rupiah US$7 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =