Channel9.id-Jakarta. Pertumbuhan ekonomi dunia makin lambat, meskipun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda pasca kesepakatan dagang AS dan Tiongkok Oktober 2019. Pertumbuhan ekonomi dunia yang melemah dipengaruhi oleh berlanjutnya penurunan volume perdagangan akibat ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok serta berkurangnya kegiatan produksi di banyak negara.
Dalam pernyataan tertulisnya, Bank Indonesia menyebut perekonomian AS tumbuh melambat akibat menurunnya keyakinan pelaku ekonomi dipicu melambatnya ekspor, yang kemudian berkontribusi pada berkurangnya investasi nonresidensial dan konsumsi rumah tangga.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyebut, perkembangan yang sama juga terjadi di perekonomian Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India.
“Kondisi ini kemudian berdampak pada kembali menurunnya harga minyak dan komoditas global, yang kemudian menyebabkan tetap lemahnya tekanan inflasi,” ujar Onny di Jakarta, Kamis (24/10).
Onny menjelaskan, berbagai negara merespons perkembangan ini dengan melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus fiskal. Ia menilai, sedikit meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, mendorong aliran masuk modal ke negara berkembang.
Ke depan, berbagai ketidakpastian dari ketegangan hubungan dagang AS dan Tiongkok serta risiko geopolitik lain tetap dicermati karena dapat memengaruhi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.
“Ketidakpastian dari ketegangan hubungan dagang AS dan China tetap dicermati karena mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus masuk modal asing,” pungkasnya.