Channel9.id, Jakarta. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa sistem pembayaran nasional berperan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia saat pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020.
Pernyataan itu disampaikan Perry dalam sambutannya pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025 yang digelar di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
“Kita masih ingat, pada 17 Agustus 2019 kita meluncurkan satu bahasa QR, yaitu QR Indonesia Standard (QRIS). Alhamdulillah, standar QR ini menjadi salah satu faktor yang membantu Indonesia bertahan dari pandemi, terutama dalam penyaluran bantuan sosial dan berbagai transaksi masyarakat,” ujar Perry.
Ia menjelaskan, saat ini jumlah pengguna QRIS telah mencapai 57 juta, di mana sekitar 30 juta di antaranya merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). BI, lanjutnya, akan terus memperluas pemanfaatan QRIS tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional.
Hingga kini, QRIS sudah bisa digunakan di lima negara, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan China. Perry menambahkan bahwa BI telah memulai uji coba (sandboxing) penggunaan QRIS di Korea Selatan mulai Kamis (30/10/2025).
“Hari ini kita meluncurkan uji coba QRIS dengan Korea Selatan. Insyaallah tahun depan, 2026, sistem ini sudah bisa terkoneksi penuh,” ungkap Perry.
Selain Korea Selatan, BI juga menargetkan ekspansi QRIS ke India dan Arab Saudi agar masyarakat Indonesia dapat bertransaksi dengan lebih mudah saat bepergian ke negara-negara tersebut, begitu juga sebaliknya.
Lebih lanjut, Perry menyebut bahwa transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia kini telah mencapai 37 miliar transaksi per tahun, dengan nilai mencapai Rp14.000–15.000 triliun per tahun. BI menargetkan volume dan nilai transaksi tersebut meningkat empat kali lipat pada 2030.
“Setiap tahun kita terus bergerak menuju 2030 untuk menjadi ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat dan terbaik di dunia,” tutur Perry optimistis.





