Ekbis

BI Tak Perlu Ikuti Jejak The Fed Naikan Suku Bunga Acuan di Desember

Sementara itu, Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyatakan, dari sisi pengusaha, biaya produksi akan terkena dampak jika BI kembali menaikan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

“Jika BI naikan suku bunga kembali mengikuti the Fed maka dampaknya bunga yang terus naik membuat cost of borrowing dari pelaku usaha semakin mahal. Imbasnya ke biaya produksi,” terangnya.

Kata Bhima, efeknya, pengusaha akan membeli bahan baku dengan kredit modal kerja. Setiap ada kenaikan bunga, lanjutnya, maka akan di transfer ke biaya pokok produksi yang akhirnya dijadikan harga jual.

“Dengan ini konsumen mulai berhemat, menahan belanja, yang ujungnya pertumbuhan ekonomi yang 56 persen nya ditopang konsumsi akan terganggu,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Bhima menilai, BI tidak perlu reaktif melihat kemungkinan the Fed untuk menaikan suku bunga acuan.

“Saya kira sudah cukup dengan naik jadi 6 persen. Jangan sampai BI terlalu agresif tapi ternyata Fed nanti kasih kejutan tidak naikan bunga. Jadi lebih baik hold dulu sampai pengumuman Fed sekitar 19 Desember nanti,” tandas Bhima.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  13  =  22