Channel9.id – Jakarta. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menargetkan bibit vaksin Covid-19 Merah Putih akan dikirim ke PT Bio Farma pada Maret mendatang.
“Mengenai progres vaksin Merah Putih sendiri, kita harapkan Maret ini bibit vaksin mulai diserahkan kepada PT Bio Farma. Kita juga mengundang dan mendorong perusahaan swasta lain untuk berpartisipasi dalam pengembangan vaksin,” ujar Bambang ketika Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi Nasional Tahun 2021 yang disiarkan melalui akun YouTube resminya pada Kamis (28/1).
Ia mengakui bahwa program vaksinasi Covid-19 membutuhkan waktu yang panjang. Pasalnya, lanjut dia, 2/3 penduduk Indonesia atau 180 juta orang harus divaksin untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunal.
“Penduduk kita total 270 juta berarti 2/3-nya adalah 180 juta dan satu orang diperlukan 2 kali penyuntikan atau 2 dosis, artinya diperlukan 360 juta dosis,” sambung dia.
Namun, Bambang melanjutkan, vaksin Merah Putih belum bisa digunakan pada vaksinasi tahap awal. Meski begitu, ia menargetkan vaksin tersebut bisa digunakan untuk menjaga kesinambungan vaksinasi.
“Akan ada kemungkinan diperlukan vaksinasi ulang atau boosting yang mungkin dilakukan entah tahun depan atau 2 tahun lagi, pada waktu tahapan vaksinasi ulang kita harapkan vaksin Merah Putih memegang kendali, dan sekaligus kita menegaskan mengenai kemandirian vaksin yang sangat penting dalam mengembangkan kebijakan kesehatan yang sifatnya preventif atau pencegahan,” sambungnya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap agar vaksin Merah Putih masuk pada proses manufaktur dan clinical trial.
“Pengembangan vaksin Merah Putih yang ini tentu dengan 6 platform yang dipersiapkan oleh Kemenristek/BRIN ini diharapkan bisa segera masuk ke proses di manufaktur dan clinical trial dan ini sangat penting karena kebutuhan vaksin itu secara nasional 73 triliun dan diperkirakan ini setiap tahunnya memerlukan 60 triliun,” kata dia.
“Dan tentu tadi yang disampaikan Pak Menristek/BRIN sangat penting, agar (vaksin) ini bisa dibuat di nasional. Sehingga ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi. Dan ini diharapkan bisa dilakukan dan dimasksimalkan di periode 2022,” lanjut Airlangga.
(HY)