Channel9.id-Amerika. Presiden Joe Biden mengatakan bahwa ia akan memulai penarikan pasukan AS dari Afghanistan mulai dari tanggal 1 Mei untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika, Rabu (14/4/2021). Presiden Joe menolak usulan agar pasukannya untuk menetap lebih lama lagi untuk memastikan resolusi yang damai di Afghanistan yang sedang mengalami konflik internal.
Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden mengakui bahwa tujuan pasukan AS di Afhganistan kian makin tidak jelas selama beberapa tahun ini. Dia menetapkan tenggat waktu untuk memulangkan 2,500 pasukannya yang masih di Afghanistan sampai tanggal 11 September, tepat disaat Al Qaeda menyerang AS 20 tahun lalu yang memicu perang panjang ini.
Baca juga : Taiwan Akan Bertemu AS, Cina Berikan Peringatan
Tapi dengan menarik diri tanpa adanya kejelasan menang atau kalah, Amerika Serikat terbuka untuk kritik-kritik yang menyatakan bahwa penarikan tersebut menandakan kalau Amerika telah gagal dalam menjalankan misinya.
“Operasi tersebut tidak pernah dimaksudkan untuk terus dijalankan di setiap generasinya. Kami diserang. Kami berperang dengan tujuan yang jelas. Kami sudah mencapai tujuan tersebut,” kata Biden yang mengutip bahwa pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden sudah ditembak mati oleh pasukan Amerika di tahun 2011 dan mengatakan organisasi tersebut sudah melemah di Afghanistan.
“Dan inilah saatnya untuk mengakhiri perang berkepanjangan ini,” tambah Biden.
Perang itu telah memakan 2,448 jiwa pasukan Amerika dan menghabiskan sekitar $2 biliun. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya di tahun 2011 dengan angka mencapai 100,000.
Presiden dari Demokrat ini sebelumnya dihadapkan dengan tenggat waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan sampai pada tanggal 1 Mei, yang ditetapkan oleh mantan presiden dari Republik, Donald Trump. Trump sudah mencoba menarik pasukan AS dari Afghanistan tapi tidak berhasil. Sebagai gantinya, Biden mengatakan penarikannya akan dimulai dari tanggal 1 Mei dengan tenggat waktu sampai tanggal 11 September.
Dengan menarik pasukannya dari Afghanistan, Biden mengambil resiko yang terbukti terlalu berat untuk para mantan presiden sebelumnya. Resiko ini termasuk adanya kemungkinan Al Qaeda bangkit kembali atau kelompok pemberontak Taliban kemungkinan besar akan menjatuhkan kepemerintahan Afghanistan.
“Sekarang saya adalah presiden Amerika keempat yang memimpin keberadaan pasukan Amerika di Afghanistan. Dua dari Republik. Dua dari Demokrat. Saya tidak akan membiarkan beban ini dijatuhkan ke presiden kelima,” kata Biden.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani menuliskan di Twitter bahwa ia sudah berbincang-bincang dengan Biden dan menghargai keputusan AS. Ghani menambahkan bahwa akan bekerja sama dengan AS untuk memastikan segala proses berjalan dengan lancar dan akan terus bekerja sama dengan koleganya di AS/NATO dalam upayanya untuk mencapai kedamaian.
(RAG)