Channel9.id-Jakarta. Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menyatakan, ada perubahan pola strategi yang dilakukan kelompok radikal.
Jika sebelumnya, kelompok tersebut menggunakan tindakan kerusuhan, seperti melempar bom molotov atau granat. Maka, kini mereka memanfaatkan media maya untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks. Tujuannya membuat masyarakat tak percaya dan kecewa dengan pemerintah.
“Tentu hal itu untuk menciptakan instabilitas,” kata Wawan dalam Webinar yang diadakan ISNU DKI Jakarta, Sabtu (18/7).
Salah satu berita yang di blow-up kelompok radikal adalah sindiran terhadap pemerintah yang dianggap belum berhasil menuntaskan masalah Covid-19.
“Masalah haji juga jadi pemberitaan akhir-akhir ini, pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah dari Indonesia. Hal ini dimanfaatkan untuk membuat hoaks bahwa pemerintah melarang rakyatnya untuk melakukan ibadah wajib. Padahal pelarangan ini karena kita masih di situasi pandemi Covid-19,” katanya.
Karena itu, Wawan meminta masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum tentu benar dan valid. Wawan pun mengajak masyarakat bersama-sama memerangi hoaks.
“Jangan mudah terprovokasi oleh situasi yang memanfaatkan momen pandemi covid-19. Supaya terhindar hoaks, sebaiknya membandingkan berita tersebut dengan berita lain dari media yang lebih kredibel,” pungkas Wawan.
(HY)